Senin, 6 Oktober 2025

Perajin Keramik Kiaracondong Terus Berkurang

Kini perajin keramik di Kebon Jayanti kian berkurang. Jumlahnya pun bisa dihitung jari.

Editor: Dewi Agustina
zoom-inlihat foto Perajin Keramik Kiaracondong Terus Berkurang
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Seorang pekerja memberi sentuhan akhir melukis permukaan keramik stonewear berbentuk mangkuk besar di salah satu Sentra Keramik Kiaracondong, Jalan Stasiun Kiaracondong, Kelurahan Kebonjayanti, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, Selasa (27/3/2012). Menjelang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) ongkos angkut dan harga bahan baku untuk membuat keramik yang dipasarkan ke seluruh Indonesia ini diperkirakan akan mengalami kenaikan hingga mencapai 25 persen, sementara harga jual hanya naik maksimal 5 persen. Bahan baku yang terdiri dari tanah liat didatangkan dari Sukabumi, kaolin dari Bangka Belitung, kapur dari Padalarang dan pelspar dari Jawa Tengah. (TRIBUN JABAR/Gani Kurnaiwan)

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ida Romlah

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Sudah sejak lama, daerah Kebon Jayanti, Kiaracondong, Kota Bandung dikenal sebagai sentra kerajinan keramik. Namanya pun tersohor, sehingga banyak wisatawan yang datang baik untuk membeli hasil kerajinan maupun melihat proses pembuatan keramik.

Namun kini, perajin keramik di Kebon Jayanti kian berkurang. Jumlahnya pun bisa dihitung jari.

"Paling tinggal enam atau tujuh orang. Kalau dulu sampai 30-an," ujar salah seorang perajin keramik, Oma Rukman, di rumah pembuatan keramik miliknya, Kamis (6/9/2012).

Berkurangnya jumlah perajin, kata Oma terjadi sejak harga bahan bakar naik. Apalagi ketika itu, minyak tanah langsung hilang sebagai dampak dari program konversi minyak tanah ke gas oleh pemerintah.

"Dulu perajin pakai minyak tanah untuk pembakaran keramik, makanya begitu minyak tanah mahal perajin berguguran. Hanya saya tetap bertahan karena menggunakan gas," ujar pria yang sudah membuat keramik selama 40 tahun itu.

Penjaga galeri keramik yang berada di samping rumah Oma, Rohman mengatakan, berkurangnya jumlah perajin keramik di Kebon Jayanti juga disebabkan di daerah tersebut padat penduduk.

Dengan begitu, asap dari cerobong pembakaran mengganggu tetangga sehingga perajin pindah ke daerah lain.

Seperti pemilik galeri yang dijaga Rohman, telah berpindah ke Ciranjang, Cianjur sebagai tempat produksi. Di Kebon Jayanti hanya galeri untuk memasarkan hasil produksi.

Baca Juga:


Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved