Jumat, 3 Oktober 2025

Pemilihan Gubernur Sulsel

Pilgub Sulsel Bukan Perang

Ketua DPW PPP Sulsel, Amir Uskara mengatakan pemilhan gubernur hanyalah sebuah pesta demokrasi.

Editor: Budi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM MAKASSAR,  -- DPW PPP dan DPP PDK Sulsel, dua partai pengusung pasangan kandidat calon Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) di Pilgub Sulsel 2013, menyesalkan raibnya sejumlah baliho dan alat peraga milik Sayang di Kota Makassar.

Jika keberadaan baliho di Kota Makassar karena alasan mengganggu estetika kota, maka seharusnya penertiban baliho tidak dilakukan secara parsial terhadap baliho milik kandidat tertentu saja.

Pencopotan baliho yang dilakukan secara "pilih kasih" dapat menjadi bibit perpecahan di tingkat grass root dan berujung pada terganggunya iklim demokrasi yang baik di Makassar.

Ketua DPW PPP Sulsel, Amir Uskara mengatakan pemilhan gubernur hanyalah sebuah pesta demokrasi. Selayaknya pesta pada umumnya, harusnya Pilgub Sulsel pun dilalui dengan kegembiraan dan bersenang-senang.

"Pilgub itu pesta demokrasi, pesat bukan perang atau pertempuran, apalagi sampai membuat susah masyarakat. Pada prinsipnya, kalau pilkada itu santai saja, jangan saling mencedrai," kata Amir, Rabu (5/9).

"Kalau memang (pencopotan baliho) itu aturannya, jangan dilakukan sepihak, dong, jangan dibeda-bedakan. Masa punya Sayang dicopoti sementara punya yang lain dibiarkan tegak," lanjut anggota Komisi D di DPRD Sulsel ini.

Sementara itu, Ketua DPP PDK Sulsel, Adil Patu saat dimintai komentarnya soal pencopotan baliho Sayang tampak lebih geram. Ia pun dengan lantang meyakini baliho  Sayang tidak hilang tapi sengaja dilucuti.

"Bukan hilang itu, tapi memang dicopoti Satpol PP pemkot. Kenapa balihonya IA (Ilham-Aziz) tetap ada, karena (Ilham) wali kotanya. Berani pi itu Satpol PP copot balihonya IA kalau mau dimutasi dia," kata Ketua Komisi D DPRD Sulsel ini.

Lebih lanjut, Adil pun langsung menumpahkan curahan hatinya. Baliho bergambar dirinya bersama pasangan Sayang pun sering menjadi sasaran pencopotan dengan alasan penertiban karena dinilai mengganggu estetika kota.

"Baliho saya yang terpasang dengan gambarnya Sayang juga umurnya cuma sehar dua hari, talliwa-nya (keterlaluan) itu. Harusnya (Pemkot Makassar) bisa berlaku adil untuk semua, jangan ada baliho yang dicabut dan ada yang tidak dicabut," lanjutnya.

Sebelumnya diberitakan sejumlah alat peraga dan baliho berukuran raksasa Sayang milik Relawan Akar Rumput dan relawan lainnya yang ada diKota Makassar raib tak berbekas. (adin syekhuddin)

Baca Juga :

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved