Rabu, 1 Oktober 2025

Kerusuhan Sampang

KontraS Minta Pemerintah Sediakan Fasilitas Bagi Pengungsi

KontraS meminta pemerintah memberikan fasilitas memadai, bagi korban kekerasan di Sampang, Jawa Timur.

zoom-inlihat foto KontraS Minta Pemerintah Sediakan Fasilitas Bagi Pengungsi
AFP/STR
Polisi bersenjata lengkap mengawal sejumlah warga menuju tempat pengungsian, menyusul terjadinya kerusuhan di Sampang, Madura, Jawa Timur, Minggu (26/8/2012).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), meminta pemerintah memberikan fasilitas memadai, bagi korban kekerasan di Sampang, Jawa Timur.

Kondisi ratusan warga Syiah di Sampang yang menjadi korban kekerasan pada 26 Agustus 2012, kini dikabarkan memburuk.

"Mereka ditempatkan oleh pemerintah di GOR Sampang dengan fasilitas yang tidak memadai. Akibatnya, sejumlah pengungsi jatuh sakit," kata Koordinator KontraS Surabaya Andy Irfan, Senin (3/8/2012)

Sejak awal, lanjutnya, KontraS Surabaya telah mengingatkan agar pemerintah memberikan fasilitas yang layak bagi korban. Namun, pemerintah terkesan mengabaikan.

"69 korban, yang sebagian besar di antaranya anak-anak, jatuh sakit. Ini membuktikan fasilitas di GOR Sampang tidak memadai dan pemerintah harus memperbaikinya," tutur Andy.

Berikut rincian 69 pengungsi di GOR Sampang yang sakit:

- 20 orang dewasa dan lima anak terdiagnosa terserang penyakit dermatitis venenata, iduga penyakit ini akibat serangan serangga tomcat.
- Lima orang usia lanjut menderita hipertensi.
- 16 anak menderita infeksi saluran napas atas (ISPA).
- Tujuh anak menderita diare.
- Tiga anak menderita febris (panas selama satu hari, dan masih didiagnosa penyakitnya).
- Tiga anak kena maag.
- 10 anak terserang anemia.

Andy menuturkan, tiadanya dokter yang berjaga dan tenaga terapi, sedikitnya paramedis, seringnya pemberian makan yang terlambat, serta kebersihan yang buruk, menjadi penyebab utama puluhan korban jatuh sakit.

"Bila kondisi GOR Sampang tidak diperbaiki, sangat mungkin jumlah korban yang sakit akan bertambah," paparnya.

Andy menilai, bupati setempat dan seluruh jajaran Pemkab Sampang, sama sekali tidak memiliki keseriusan dalam menangani pengungsi. Ia menyarankan, penanganan pengungsi diambilalih pemerintah pusat atau Pemprov Jatim. (*)

BACA JUGA

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved