Perajin Tahu Tempe Masih Terjepit
Perajin tahu dan tempe harus memutar otak. Tingginya harga kacang kedelai, membuat perajin
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ida Romlah
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Perajin tahu dan tempe harus memutar otak. Tingginya harga kacang kedelai, membuat perajin kelimpungan. Berbagai cara pun dilakukan, termasuk mengurangi ketebalan tahu dan tempe yang mereka buat.
Namun rupanya langkah tersebut tidak begitu efektif menutupi biaya operasional. Akibatnya, perajin rela walau hanya mendapat untung sedikit dari penjualan tahu dan tempe yang dibuatnya.
Seperti dikatakan Jubed, perajin tempe yang langsung menjual tempe buatannya di Pasar Kordon, Kota Bandung, mengaku tidak berani mengambil untung besar menyusul mahalnya harga kedelai. "Prinsip saya, tak apa untung kecil asal dagangan lancar. Sebab saya juga tak mau pelanggan protes terus bila harus menaikkan harga jual," katanya kepada Tribun, Jumat (31/8/2012).
Jubed mengatakan, sejak harga kedelai menembus Rp 7.800 per kilogram, dirinya langsung mengurangi ketebalan tempe. Sementara harga jual tempe tetap sama, yakni Rp 8.000 per potong ukuran besar, Rp 4.000 per potong ukuran sedang, dan Rp 2.000 per potong yang kecil.
Sekarang, kata dia, harga kedelai tetap mahal yakni Rp 8.000 per kilogram. Ia pun masih tidak berani menaikkan harga jual tempe buatannya. "Takut diprotes pembeli," ujarnya.
Hal sama dikatakan perajin tempe Udin Nganga. Menurut Udin, mahalnya harga kedelai membuat keuntungannya menyusut. Sebab, harga jual tempe buatannya tidak ikut naik.
Ketua Pusat Koperasi Perajin Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) Jabar, Asep Nurdin mengatakan, harga kacang kedelai masih berada pada kisaran Rp 8.000 per kilogram sampai akhir Agustus. Diprediksi, harga kedelai tidak akan cepat turun karena Indonesia sangat bergantung kepada kedelai impor.
"Sementara di Amerika sana terjadi anomali cuaca sehingga produksi kedelai berkurang. Otomatis harga naik dan kita ikut imbasnya," kata Asep Nurdin saat dihubungi, kemarin.
Asep mengatakan, idealnya harga kacang kedelai untuk perajin tahu dan tempe di bawah Rp 7.000 per kilogram. "Kemarin-kemarin sempat turun menyentuh hampir Rp 7.000 per kilogram, tapi tak bertahan lama. Naik terus dan sekarang sampai di Rp 8.000 per kilogram," katanya.
Asep berharap pemerintah melakukan langkah strategis untuk menstabilkan harga. Revitalisasi Bulog pun sangat diharapkan segera terwujud.