Rabu, 1 Oktober 2025

RUUK DIY

Mengenang Alotnya Pembahasan RUUK DIY

Pekan pertama Oktober 2011. Rapat anggota Panja RUUK DIY DPR di Senayan memanas.

Penulis: Hasanudin Aco
zoom-inlihat foto Mengenang Alotnya Pembahasan RUUK DIY
TRIBUN JOGJA/BRAMASTO ADHY
Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mendapat sembah bekti dari Permaisuri Raja GKR Hemas, saat acara Ngabekten Puteri di tratag Bangsal Proboyekso, Keraton Yogyakarta, Senin (20/8/2012).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pekan  pertama Oktober 2011. Rapat anggota Panja RUUK DIY DPR di Senayan memanas.  

Jam dinding di Gedung Dewan sudah mendekati pukul 24.00 WIB. Interupsi dari anggota Panja tiada henti, malah tambah memanas.  

"Rapat sempat deadlock," kata Ketua Panja Hakam Naja di Gedung DPR, Rabu (29/8/2012).

Penyebabnya cukup sepele, karena Sultan mendadak dipanggil ke Istana Negara Jakarta oleh Presiden SBY. Mendagri Gamawan Fauzi juga ikut dipanggil. Diduga terkait pembahasan RUUK DIY.
Peserta rapat dipenuhi banyak spekulasi, ada apa gerangan Sultan dipanggil SBY.

"Malam itu juga kami telepon Sultan. Sudah jam 12 malam. Katanya Sultan sampai dibangunkan," ujar Naja.

Di ujung telepon, Sultan berbicara dengan perwakilan Pemprov DIY di Jakarta, agar Sultan wajib hadir di DPR keesokan paginya. Sultan pun menyanggupi.

"Paginya Sultan tiba di Jakarta. Kami langsung rapat. Kami ingin Sultan klarifikasi pertemuan dengan presiden. Dua jam Sultan menjelaskan pertemuan itu kepada kami. Semua jadi clear," ungkap Naja.

Sepekan sebelumnya, Sultan mendadak dipanggil ke Istana Negara. Kabar pemanggilan Sultan malam itu, membuat heboh para wartawan di tengah memanasnya pembahasan RUUK DIY yang mentok.

Apalagi, saat itu beberapa ormas di Yogya menyerukan Yogya Merdeka, lepas dari NKRI. Menurut Naja, itulah masa-masa menegangkan dalam pembahasan RUUK DIY.

"Ya, masa-masa itu sudah lewat," ucap Naja.

Setelah itu, jelasnya, pembahasan RUUK DIY jadi cair. Pertemuan formal dan non formal dengan Sultan diintensifkan.

"Lobi-lobi non formal. Kami terus hotline ke Sultan. Setiap ada masalah kami telepon Sultan, minta pendapat beliau. Daripada bolak-balik Jakarta ke Yogya, kami telepon-teleponan," papar Naja.

Naja juga mengaku pihaknya beberapa kali mengunjungi Sultan langsung, dan berdialog dengan unsur masyarakat di Yogya. Reses pun digunakan untuk membahas soal RUUK DIY.

"Sultan juga kami undang beberapa kali untuk membicarakan poin penting yang diinginkan," tutur Naja.

Agar suasana mencair, tak jarang makan bareng dengan Sultan di Keraton juga dilakukan. Tentu saja sambil membicarakan soal RUUK DIY.   

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved