Songgoriti Wisata Legendaris Batu yang Kian Tertinggal
Tempat wisata di Desa Songgokerto Kecamatan Batu ini, memiliki pemandangan alam berbukit-bukit dan hawa udara yang sejuk
Laporan Wartawan Surya, Iksan Fauzi
TRIBUNNEWS.COM, BATU - Selain Selecta di Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji, obyek wisata legendaris Kota Batu, Songgoriti menawarkan keaslian pesona alam khas Batu. Tempat wisata di Desa Songgokerto Kecamatan Batu ini, memiliki pemandangan alam berbukit-bukit dan hawa udara yang sejuk.
“Kami memang menjual (kesejukan) udaranya. Pohonnya besar-besar. Kami selalu merawat dan melibatkan masyarakat sekitar. Di sini (Songgoriti) termasuk obyek wisata tertua di Batu,” ujar Eddy Tanujaya, pengelola wisata Songgoriti, Kamis (23/8/2012).
Salah satu pengunjung asal Bantulan Malang, Saiful Musba mengaku baru pertama datang ke Songgoriti. Di sini, ia merasakan kesejukan udara, rindangnya pepohonan, serta bukti yang mengelilingi wisata ini menambah daya tarik sendiri.
“Setelah mengantar anak-anak renang, terus sewa sepeda air ini,” ujar Saiful yang datang ke Songgoriti bersama 15 orang keluarganya. Ia bersama kerabatnya mengantre naik sepeda air. Khusus, sepeda air, pengunjung masih dikenai tarif Rp 5.000/dua orang /15 menit.
Meskipun memiliki keindahan alam, pengelolaan obyek wisata ini rupanya belum optimal. Hal itu terlihat dari kondisinya yang tidak berubah dari tahun ke tahun. Bahkan, tertinggal dengan obyek wisata lainnya yang ada di Batu.
Eddy mengakui, kondisi ini tidak lain karena turunnya jumlah pengunjung dari tahun ke tahun hingga 30 persen dari jumlah pengunjung 9.000 orang/tahun. Menurut Eddy, kendala utama penurunan itu tidak lain tidak adanya lahan parkir, serta banyaknya PKL menuju tempat wisata ini.
“Kalo dulu pengunjung banyak dan menguntungkan. Tapi sekarang kembang kempis. Makanya, waktu pemkot menaikkan pajak menjadi 35 persen kami memilih tutup saja. Belum akses jalan yang semrawut. Kami sudah ketemu dengan Pemkot, tapi tidak ditindaklanjuti,” keluhnya.
Songgoriti memang dikenal orang jauh-jauh hari sebelum munculnya penantang wisata baru seperti Jatimpark I dan II serta Eco Green Park.
Diperkirakan, keberadaan obyek wisata ini bersamaan dengan adanya Candi Supo dan makam Mbah Patok. yang sudah ada ratusan tahun dan keberadaannya tidak jauh dari obyek wisata ini.