Polisi Belum Lihat Teror di Solo Terkait Pilkada DKI
Hingga saat ini kepolisian belum menemukan kaitan antara aksi penembakan dan pelemparan granat di Solo dengan pencalonan Joko Widodo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hingga saat ini kepolisian belum menemukan kaitan antara aksi penembakan dan pelemparan granat di Solo dengan pencalonan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Solo yang saat ini dipimpin Jokowi dua kali mendapatkan teror secara berturut-turut ketika menjelang idul fitri. Jumat (17/8/2012) dini hari terjadi aksi tembakan membabi buta. Dua orang dengan menunggangi satu sepeda motor melakukan penembakan ke arah Pospam 05 yang digunakan untuk Operasi Candi Ketupat (OCK) 2012 yang terletak di Serengan, Solo. Akibat penembakan tersebut dua polisi mengalami luka tembak.
Kemudian pada Sabtu (18/8/2012) pukul 23.32 WIB terjadi pelemparan granat terhadap Pos Pengamanan Lebaran di Pos Gladag, Solo. Aksi teror tersebut dilakukan dua orang tak dikenal dengan berboncengan melempar granat ke arah pos pengamanan Lebaran yang berlokasi di bundaran Gladag, di Jalan Jenderal Sudirman, Solo.
"Untuk peristiwa tanggal 17-18 Agustus 2012 untuk sementara tidak ada kaitannya (dengan Pilkada), ini masalah kriminal. Kita belum melihat keterkaitan masalah tersebut dengan Pilkada," ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amart di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (23/8/2012).
Hingga saat ini motif dan siapa pelakunya pun masih teka-teki. Tetapi Polisi meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap aksi-aksi yang mengarah pada perbuatan teror seperti yang terjadi di Solo.
Kemudian polisi pun meminta dukungan dan kerja sama dari masyarakat bila ada yang mengetahui atau memiliki informasi terkait perencanaan aksi-aksi teror tersebut atau terkait adanya orang-orang yang dicurigai sebagai pelaku teror tersebut.
"Inilah upaya yang dilakukan untuk pendalaman lebih lanjut (kasus tersebut) oleh petugas kita," ungkap Boy.
Baca Juga: