Jumat, 3 Oktober 2025

Leher Udin Terjerat Tali di Rumah yang Porak-poranda

Bermaksud mengantar makanan, Edi Tumurang (58) tak menyangka malah menemukan mayat Udin tergantung.

Laporan Wartawan Tribun Manado Arthur Rompis

TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Bermaksud mengantar makanan, Edi Tumurang (58) tak menyangka malah menemukan mayat Udin tergantung. Kejadian itu terjadi pada Rabu, (22/8/2012) sekitar pukul 09.30 Wita di Kelurahan Bumi Beringin Lingkungan Empat Kecamatan Wenang, Manado, Sulawesi Utara.

Pekerja swasta itu mulanya hendak mengantar makanan kepada tetangganya, Syamsuddin Pantouw (33). Udin yang belum menikah itu, diketahui menderita gangguan jiwa. Dulunya ia tinggal bersama ibunya yang bernama Nur. Jika kumat, ia sering menyiksa ibunya. Tidak tahan disiksa, ibunya yang sudah renta memilih mengungsi sementara di rumah seorang anaknya di Wawonasa.

"Ia sering menyiksa ibunya," tuturnya.

Prihatin pada kondisi keluarga dan diri Udin yang kini sebatangkara, ia pun terketuk hatinya untuk membawakan makanan kepada Udin setiap paginya.

Begitu memasuki rumah Udin yang bersebelahan dengan rumahnya, Edi melihat seisi rumah dalam keadaan porak poranda. Udin saat itu tidak ada di ruang depan. Ia pun mahfum.

"Ia sering mengamuk, tadi pagi ia baru saja mengamuk," katanya.

Melewati puing tripleks dari dinding yang dipukul - pukul Udin sebelumnya, ia pun berjalan menuju kamar dengan harapan Udin ada di situ. Kain penutup kamar disibak, Edi pun terkejut. Di dalamnya tampak tubuh Udin tergantung di dalam kamar. Seutas tali menjerat lehernya erat - erat.

Kagetmia pun langsung ke luar dan memberitahu para tetangga. Tak lama, rumah itu langsung dipadati warga setempat. Di mata Edi, Udin adalah anak yang pendiam dan ramah. Hanya saja bila kambuh, ia sukar dihentikan.

Penyebab mengapa Udin bunuh diri masih merupakan misteri baginya. Hanya saja, semenjak ditinggal ibunya dua minggu yang lalu, perilaku Udin kian menjadi - jadi.

"Ia makin sering mengamuk," katanya.

Tampaknya, Udin yang sakit jiwa rindu pada ibunya. Namun kerinduan itu adalah sebuah dilema, karena begitu datang, ibunya yang berusia 70 tahun itu akan dipukul , apalagi selain Udin, anaknya yang lain juga menderita kelainan jiwa dan saat ini tidur di jalan.

"Ibunya sudah renta dan pincang, selama ini mereka hanya berharap dari bantuan anaknya yang satu lagi," katanya.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved