Stoner: Gagal di Ducati, Rossi Termakan Ucapannya Sendiri
Juara dunia MotoGP, Casey Stoner mengungkapkan kritikan pedas terhadap Valentino Rossi atas keputusannya untuk meninggalkan Ducati.
TRIBUNNEWS.COM – Juara dunia MotoGP, Casey Stoner mengungkapkan kritikan pedas terhadap Valentino Rossi atas keputusannya untuk meninggalkan Ducati. Setelah dua tahun gagal di tim tersebut, Rossi memilih kembali lagi ke tim Yamaha di 2013. Menurutnya, Rossi melakukan itu karena tak berdaya menghadapi masalah di Ducati.
Stoner menegaskan, Rossi telah gagal mengembangkan motor Ducati dan tak bisa menggunakannya sampai batas terbaik dari motor pabrikan Italia itu. Padahal Stoner masih ingat, dulu pada saat akan gabung Ducati, Rossi dan juga Kru Chief, Jeremy Burgess pernah mengatakan bahwa motor Ducati bisa jadi motor juara jika digunakan oleh siapa pun. Saat itu Stoner yang pernah jadi juara dunia bersama Ducati meninggalkan Ducati untuk bergabung tim Repsol Honda.
Ucapan mereka itu masih diingat Stoner sampai saat ini. Dan ternyata, menurut Stoner Rossi dan Burgess terbukti tak sanggup membawa Ducati menjadi juara dunia. "Mereka termakan ucapan sendiri, dan itu sudah terjadi sejak hari pertama mereka bergabung di Ducati," kata Stoner.
"Jerremy Burgess pernah mengatakan dia hanya butuh waktu sekitar 80 detik untuk membereskan sepeda motor dan menurutnya masalah di Ducati adalah masalah yang sederhana, sekarang setelah mereka hampir dua tahun di sana ternyata tak bisa membuat kemajuan apapun," kata Stoner.
Bahkan seperti layaknya seorang pengecut, Valentino Rossi lebih memilih meninggalkan Ducati dengan masalahnya untuk balik lagi ke Yamaha daripada mengatasi problem di Ducati.
"Valentino ternyata tak mau bekerja keras sampai batas kemampuan terbaik dan cara mengendarai sepeda motornya tak sempurna, itu sudah pernah diakuinya sendiri. Jelas sekali, dia tak mau berusaha keras dengan Ducati," katanya.
Dalam race terakhir sebelum pengumuman kembali ke Yamaha, kecepatan Rossi tertinggal 0,8 detik dari rekan setimnya, Nicky Hayden sebelum dia mengalami kecelakaan di MotoGP AS. Performa yang sangat jauh dari prestasinya di masa lalu saat bersama Yamaha.
Dalam catatan prestasinya saat bersama Yamaha sejak 2004 sampai 2010, Rossi pernah merasakan kemenangan sebanyak 46 kali dan merebut empat gelar juara dunia.
Dilaporkan, Rossi yang memutuskan keluar dari Ducati rela mengalami penurunan bayaran dari Ducati karena memilih bergabung dengan Yamaha. Prestasinya dinilai buruk, Rossi yang merupakan juara dunia MotoGP tujuh kali itu tak bisa menang satu kali pun dalam kiprahnya selama 22 bulan bersama tim Ducati.
Prestasi Stoner dan Rossi sangat kontrak saat masing-masing jadi rider Ducati. Meski saat ini sudah bersama Honda, Stoner masih dianggap sebagai pahlawan di mata fans Ducati, sebanyak 23 kemenangan pernah dirasakan Stoner ketika di Ducati dan di musim 2007 dia meraih gelar juara dunia dengan tim warna merah itu.
Ada periode yang berbulan-bulan ketegangan antara Rossi dengan dengan para teknisi Ducati karena hasil rakitan motornya tidak sesuai dengan gaya Rossi, sampai akhirnya Rossi sendiri hengkang.
"Saya hanya menyesalkan apa yang dialami Ducati, Valentino akhirnya pergi dan dia belum melakukan apa-apa, dia cuma komplain saja soal sepeda motor selama periode hampir dua tahun," kata Stoner.
Untuk sikapnya yang seperti menelan ludah sendiri karena ucapannya di masa lalu adalah sikap yang tidak baik, namun kata Stoner, semua orang tampaknya mau saja memaafkan dia. Rossi kini kembali mau berada bersama dengan rivalnya, pembalap Spanyol, Jorge Lorenzo. Bahkan rela jadi pembalap nomor dua di tim Yamaha.
Bos tim Yamaha, Lin Jarvis sempat mengungkapkan bahwa rider utama mereka di musim depan adalah Lorenzo, bukan Rossi. "Investasi utama kami ada pada Jorge dan dia adalah pembalap kandidat nomor satu untuk menjadi juara di dua tahun mendatang. Dari tahun ini dan juga untuk tahun depan. Dia adalah rider nomor satu kami," kata Lin Jarvis. (Tribunnews/mba)