Kamis, 2 Oktober 2025

Kasus Century

Anwar Nasution Tak Ingat Rapat 9 Oktober di Istana

Anwar Nasution masih menggali memorinya soal pertemuan 9 Oktober 2008 di Istana Negara bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Penulis: Y Gustaman
Editor: Anwar Sadat Guna
zoom-inlihat foto Anwar Nasution Tak Ingat Rapat 9 Oktober di Istana
TRIBUNNEWS.COM/ABDUL QODIR
Mantan Ketua BPK Anwar Nasution

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anwar Nasution masih menggali memorinya soal pertemuan 9 Oktober 2008 di Istana Negara bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, beberapa menteri dan pejabat lembaga tinggi negara membahas soal rencana bail out perbankan nasional.

Adalah mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar, yang ikut rapat kala itu, menyebut nama Anwar. Saat itu Anwar sebagai Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Ia orang yang pertama kali diminta pendapatnya oleh SBY soal rencana itu.

Ketika dikonfirmasi soal rapat tersebut usai buka puasa bersama di rumah Tanri Abeng, Jakarta Pusat, Rabu (15/8/2012), Anwar tak langsung menjawab. "Saya kira BPK tidak pantas ikut rapat seperti itu. Apa urusannya," begitu jawaban Anwar.

Ketika dipertegas apakah dirinya pernah hadir dalam rapat itu, Anwar tak langsung menjawab. Ia mengaku akan mengecek jadwal aktivitasnya hari itu kepada sekretarisnya.

Ia berdalih, apa urusannya BPK ikut rapat mendengarkan pemerintah membahas topik itu.

Menurut dia, BPK melakukan pemeriksaan kalau sudah terjadi sesuatu. Soal rencana dan bagaimana upaya bailout terhadap perbankan nasional menjadi urusan pemerintah. "BPK tidak ada urusannya dalam hal ini," tegasnya.

Ia mengalihkan pembicaraan kemudian soal Bank Century. Sejak ia duduk sebagai salah satu Deputi Gubernur Senior BI, sudah tidak setuju dengan upaya bailout Century. "Saya katakan tidak pantas dibantu karena digarong pemiliknya sendiri Robert Tantular."

Bank Century, menurut analisanya, tidak berkaitan dengan krisis global dunia yang kala itu diserang dengan subprime mortgage seperti yang terjadi di Amerika dan Eropa. Sementara itu, bank di Indonesia tidak ada yang bermain di sektor ini.

"Bank Mandiri pun tidak ada. Apalagi bank secuil (Bank Century) kayak begitu," terangnya sambil menambahkan bahwa dirinya tidak bisa menaksir apakah bailout Century yang dilakukan secara bertahap itu kisarannya terlalu besar atau tidak.

Akhirnya Anwar bercerita ketika masih di BI, sudah memanggil rekanan Robert di Bank Century asal Pakistan, untuk mengucurkan modal tambahan di Bank Century. Ia sampai menggertak jika tidak ada tambahan modal, Bank Century akan dilikuidasi.

"Apa jaminannya? Dia harus buka escort account di Jakarta untuk menambah modal dan hanya bisa digunakan seizin BI. Sebelum saya pergi sudah masuk uang di escort account. Setelah saya pergi, escort account sudah dipindahkan ke Swiss," terangnya.

Ketika ditanya bukan kah tanggungjawab saat itu ada di tangan Gubernur BI Boediono, Anwar menjawab diplomatis. "Saya tidak tahu soal itu. Saya sudah enggak ada di situ. Itu terjadi sekitar enam bulan setelah saya pergi dari BI," tukasnya.

Berita tentang skandal Century kembali mencuat kala mantan Ketua KPK Antasari Azhar, dalam testimoninya di salah satu tv swasta, membeberkan bahwa dirinya dipanggil datang ke Istana menghadiri rapat kabinet yang dipimpin langsung Presiden SBY.

Dalam rapat yang digelar 9 Oktober 2008 itu, Antasari menyebut Presiden SBY memimpin rapat soal pengucuran dana talangan (bailout) Bank Century.

Saat itu, pemerintah sudah menyadari adanya dampak hukum atas kebijakan pemberian dana talangan yang rawan penyimpangan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved