Kamis, 2 Oktober 2025

TKI Asal TTS Diduga Meninggal Tak Wajar

Tenaga kerja asal Desa Baus, Kecamatan Boking, Kabupaten TTS, yang selama ini bekerja di salah satu perusahaan alumunium di Jakarta

Editor: Dewi Agustina
zoom-inlihat foto TKI Asal TTS Diduga Meninggal Tak Wajar
ist
ilustrasi

Laporan Wartawan Pos Kupang, Servan Mammilianus

TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Tenaga kerja asal Desa Baus, Kecamatan Boking, Kabupaten TTS, yang selama ini bekerja di salah satu perusahaan alumunium di Jakarta, Yunus Sila (21), diduga meninggal dunia tidak wajar akibat tindak kekerasan di Jakarta, Minggu (12/8/2012) dini hari, sekitar pukul 02.00 WIB.

Karena tidak puas, pihak keluarga sempat membawa jenazah Yunus ke Polda NTT, Selasa (14/8/2012), untuk melaporkan dugaan kekerasan sebelum diantar ke kampung asalnya.

Informasi yang diperoleh, Yunus meninggal di Jalan Teluk Gong Raya, Kelurahan Pejagalan, Jakarta Utara. Setelah ditemukan meninggal, jenazah Yunus oleh aparat kepolisian Polsek Penjaringan, Polres Jakarta Utara, Polda Metro jaya, dibawa ke RSCM Jakarta untuk diotopsi.

Namum menurut istri almarhum, Rita Benu, dia tidak diberi tahu kalau almarhum suaminya itu hendak diotopsi.

"Saya tidak tahu persis kejadiannya, tetapi saat itu ada orang yang datang menemui saya. Lalu bertanya kepada saya, apakah saya kenal yang namanya Yunus Sila, saya jawab itu suami saya. Orang itu pun menunjukkan foto yang ada di handphone- nya dan saya mengatakan itu suami saya," tutur Rita.

Rita mengaku, dia kemudian dibawa ke kantor polisi dan selanjutnya ke rumah sakit sekitar pukul 11.00 WIB hari Minggu itu.

"Tetapi saya dilarang untuk membuka peti jenazah. Saya tanya kenapa dilarang membukanya. Saat itu saya sempat dikasih surat untuk tanda tangan, saya tidak tahu isi suratnya karena saya lagi pusing sehingga tidak sempat membacanya. Ada yang memaksa saya untuk harus tanda tangan. Saya pun tanda tangan karena dipaksa terus. Saat saya lihat suami saya, sudah ada bekas. Setelah itu baru saya tahu kalau ternyata dia diotopsi," tutur Rita, saat ditanyai oleh Ketua FPOT, Johanis Alex Ninu, S.H. M.Si, ketika tiba di Bandara El Tari Kupang.

Jenazah Yunus tiba di Kupang, Selasa (14/8/2012), sekitar pukul 13.40 Wita menggunakan pesawat Sriwijaya Air. Mendengar penuturan Rita, pihak keluarga bersama FPOT mendatangi Markas Polda NTT dengan mobil truk yang juga mengangkut jenazah almarhum. Walaupun pada pagi harinya mereka sudah mendatangi Markas Polda tersebut sebelum jenazah tiba.

Pihak keluarga yang didampingi pengurus Forum Persatuan Orang Timor (FPOT) Propinsi NTT, di Mapolda NTT, menilai ada kejanggalan dalam otopsi tersebut, karena dilakukan tanpa sepengetahuan isteri almarhum. Mereka juga khawatir telah terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada tubuh almarhum saat diotopsi.

"Persoalannya kenapa almarhum dibelah dari atas sampai bawah (otopsi) tanpa sepengetahuan keluarga dalam hal ini istrinya. Kami akan rapat terlebih dahulu dengan pihak keluarga baru diproses. Kami tetap memberikan advokasi, karena almarhum adalah warga Timor yang pergi bekerja ke luar NTT," kata Alex Ninu.

Baca Juga:

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved