Lebaran 2012
Penyalur Pembantu Dadakan Kewalahan
Bagi masyarakat Indonesia, Lebaran selalu identik dengan mudik.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ida Romlah
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Bagi masyarakat Indonesia, Lebaran selalu identik dengan mudik. Tidak terkecuali bagi pembantu rumah tangga, juga selalu turut mudik ke kampung halaman. Mereka pun meminta cuti bekerja kepada majikan untuk beberapa hari sebelum sampai sesudah Lebaran.
Akibat pembantu mudik, para majikan pun kelimpungan mencari pengganti. Menghubungi yayasan penyalur tenaga kerja pun dilakukan agar mendapat pembantu pengganti atau pembantu infal atau biasa juga disebut pembantu dadakan.
Sekretaris Yayasan Sosial Cahaya Mekar, Nur Hamid, mengakui sejak sebelum Ramadan sudah banyak orang yang menghubungi yayasan yang dikelolanya. "Mereka meminta tenaga pembantu infal untuk Lebaran," ujar Nur Hamid, saat ditemui di sekretariat Yayasan Sosial Cahaya Mekar, Jalan Stasiun Barat, Kota Bandung, Senin (13/8/2012).
Sepekan menjelang Lebaran, kata dia, permintaan pembantu infal makin tinggi. Jika dijumlahkan mencapai sekitar 30 orang yang meminta disediakan pembantu infal khusus untuk momen Lebaran. Di samping itu, ada pula yang meminta tenaga pembantu rumah tangga (PRT) reguler untuk jangka waktu panjang.
Namun, kata Nur Hamid, pihaknya tidak bisa memenuhi semua permintaan tersebut. Sebab untuk Lebaran tahun ini jumlah tenaga infal yang bisa disalurkan yayasannya sangat terbatas.
"Kami kekurangan tenaga yang mau jadi pembantu infal. Nyari-nyari tidak ada yang mau, entah kenapa. Padahal biasanya menjelang Lebaran banyak yang bersedia menjadi pembantu infal," ujar Nur Hamid.
Hal sama diakui Pemilik Yayasan Sosial Suwito, Mumun. Menurut dia, jumlah tenaga pembantu infal pada Lebaran tahun ini sangat sedikit. Sampai sepekan sebelum Lebaran, dia baru bisa menyalurkan 15 orang pembantu infal. Semua berasal dari Jawa Tengah seperti Kebumen dan Banyumas.
"Kalau yang minta, baik yang datang maupun yang nelepon sudah puluhan, tapi ya kami tidak bisa memenuhi permintaan itu karena tenaga yang terbatas," kata Mumun, kemarin.
Sepinya tenaga pembantu infal, kata Mumun diduga akibat Ramadan ini bertepatan dengan musim panen di Kebumen dan Banyumas. Akibatnya, orang yang biasanya menjadi pembantu infal, sibuk memanen tanaman padi di kampungnya.
Mumun mengaku, pihaknya kesulitan mencari tenaga PRT dari Jawa Barat. Sebagian besar warga Jawa Barat, kata dia, enggan diajak menjadi pembantu baik reguler maupun infal.
Berdasarkan pengalaman, kata Mumun, pembantu infal biasanya dipekerjakan sepuluh sampai 15 hari. Dimulai pada H-7 Lebaran sampai H+7 Lebaran. Tugas pembantu infal sama seperti pembantu reguler yakni mengurus dan menjaga rumah majikan.
Rata-rata yang meminta pembantu infal adalah mereka yang tinggal di Kota Bandung. Pembantu mereka pulang kampung saat Lebaran, sehingga butuh pembantu pengganti selama pembantu reguler mudik.