Kasus Simulator SIM
Sukotjo Bambang Diperiksa Polisi di Lapas Kebon Waru
Tim penyidik Bareskrim Mabes Polri memeriksa Sukotjo Bambang.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim penyidik Bareskrim Mabes Polri memeriksa Sukotjo Bambang, tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan alat simulator mengemudi, Senin (13/8/2012).
"Penyidik siang ini berangkat ke Bandung untuk memeriksa Sukotjo. Sudah ada izin dari LPSK, Kepala Lapas, dan MA (Mahkamah Agung)," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Boy Rafli Amar, di Mabes Polri, Jakarta Selatan.
Pemeriksaan Sukotjo akan dilakukan di Lapas Kebon Waru, Bandung, Jawa Barat. Saat ini penyidik sudah tiba dan sedang melakukan pemeriksaan.
"Bagaimana hasilnya, kita tunggu," ujar Boy.
Penyidik Bareskrim Polri pada Rabu (1/8/2012) lalu menetapkan lima tersangka, dalam kasus pengadaan alat simulator mengemudi, yakni Brigjen Didik Purnomo sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), AKBP Teddy Rusmawan sebagai ketua panitia lelang, Kompol Legimo sebagai bendahara, Budi Susanto sebagai direktur perusahaan pemenang tender alat simulator SIM, dan Sukotjo Bambang sebagai sub-kontraktor penyedia alat simulator SIM.
Lantas, pada Jumat (3/8/2012), penyidik Bareskrim Polri menahan Brigjen Didik Purnomo, AKBP Teddy Rusmawan, dan Kompol Legimo di Rumah Tahanan Bareskrim Markas Korps Brimob (Mako Brimob) Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
Sedangkan Budi Susanto ditahan di Rutan Bareskrim Mabes Polri.
Kasus dugaan korupsi pengadaan alat simulator SIM pertama kali mencuat saat Sukotjo Bambang, direktur PT Inovasi Teknologi Indonesia, membeberkan adanya dugaan suap proyek pengadaan simulator SIM di Korps Lalu Lintas (Korlantas) Mabes Polri.
Bambang terang-terangan menyebut ada suap dari perusahaan pemenang tender pengadaan simulator 2011, kepada pejabat Korlantas Polri bernisial DS sebesar Rp 2 miliar.
Bambang pun membeberkan adanya praktik mark up dalam proyek pengadaan simulator sepeda motor dan mobil di institusi Polri.
Saat lelang proyek, perusahaan bernama PT Citra Mandiri Metalindo memenangi tender pengadaan 700 simulator sepeda motor senilai Rp 54,453 miliar, dan 556 simulator mobil senilai Rp 142,415 miliar pada 2011. (*)
BACA JUGA