Usain Bolt Juara Karena Hiperaktif
Kiprah sprinter Usain Bolt di Olimpiade London 2012 semakin lengkap.
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Kiprah sprinter Usain Bolt di Olimpiade London 2012 semakin lengkap. Setelah berhasil memenangkan nomor 100 meter sekaligus memecahkan rekor dunia. The Lightning Bolt sukses merengkuh medali emas di nomor 200 meter, dinihari tadi WIB, di Olympic Stadium.
Di partai final, wakil Jamaika ini finis di urutan pertama dengan catatan waktu 19,32 detik, sekaligus menjadi rekor baru. Medali perak diperoleh rekan senegara Bolt, Yohan Blake, yang terbaik 0,12 detik, dan Warren Weir melengkapi dominasi Jamaika, dengan masuk ke peringkat tiga, setelah menuai waktu 19,84 detik.
Catatan ini menjadi sejarah tersendiri, karena belum pernah ada satu orang pun yang mampu mempertahankan titel 100 meter dan 200 meter sekaligus.
Akhir pekan lalu, di nomor 100 meter, anak pemilik toko kelontong tersebut menjadi manusia tercepat di bumi setelah memecahkan rekor dunia dengan catatan 9,63 detik.
Siapa yang bisa menyangka Sang Legenda tersebut sempat dikira hyper-active pada masa kecilnya. Ayahnya, Gideon Bolt selalu cemas karena Usain cilik terlalu banyak berlari. Dokter anak yang pernah menangani Bolt pun mendiagnosis Usain cilik mengalami gangguan hyper active. Bocah kelahiran Trelawny tersebut dinilai selalu ingin bergerak dan memanaskan kakinya dengan banyak berlari.
Benar saja, ketika masih di sekolah dasar, Usain Bolt sudah menunjukkan tanda-tanda kehebatannya. Pada usia 12 tahun, dalam sebuah kompetisi olahraga tahunan, Usain Bolt menjadi anak tercepat di sekolahnya pada lomba sprint 100 meter.
Prestasi Bolt di London 2012 seakan membenarkan vonis dokter yang dijatuhkan kepadanya sewaku kanak-kanak. Memang hiperaktif namun, dalam arti positif. Usain Bolt menggila di lintasan lari dan siap menjadi legenda. Tanda-tanda untuk menjadi legenda pun sudah tampak di babak semi final nomor 200 meter. Finis di urutan terdepan, pria 26 tahun tersebut mencatatkan waktu selama 20,18 detik.
Padahal, Usain Bolt memiliki postur yang kurang ideal sebagai seorang sprinter. Posturnya yang jangkung, 195 cm dan ukuran kakinya yang mencapai 13 dinilai kurang sesuai ketika hendak melakukan start. Apalagi, Usain Bolt sebenarnya mengalami scoliosis alias pembengkokan tulang punggung. Imbasnya, panjang kedua kakinya berbeda, pendek sebelah.
Namun, hal tersebut tidak menghambat pria yang pernah menekuni kriket dan sepakbola sebagai olahraganya tersebut.
"Tidak seorang pun yang mampu menjelaskan mengapa saya begitu cepat. Mungkin saya sudah aneh secara alamiah, mungkin scoliosis justru membantu, saya tidak tahu," ungkap penggemar Manchester United tersebut seperti dilansir The Sun.
Baca juga: