Tragedi Penembakan di Limbang Jaya
Warga Ditembaki Secara Membabi-buta
Penembakan yang semestinya hanya peringatan atau penembakan ke atas, itu tidak terjadi.

TRIBUNNEWS.COM,INDRALAYA--Penembakan anggota polisi di Desa Limbang Jaya Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir, Jumat (27/7), menurut warga sangat membabi buta.
Penembakan yang semestinya hanya peringatan atau penembakan ke atas, itu tidak terjadi. Yang ada, anggota polisi menembaki warga, sambil mengejar-ngejar warga.
Bahkan, kaca rumah panggung salah satu warga pecah lantaran tembakan peluru dari anggota Brimob tersebut.
Akibat kejadian itu, tiga dinyatakan luka parah yakni Farida (35) mengalami luka tembakan di lengan bawah kiri, Rusman bin Alimin (37) mengalami luka tembak di bagian rusuk dan Yarman (47) mengalami luka tembak di tangan.
Ketiganya dirawat di Puskesmas Tanjung Batu. Sementara, Angga (13) meninggal di tempat tertembak di bagian kepala.
Peristiwa tersebut terjadi buntut dari sengketa lahan PTPN VII Cinta Manis dengan warga. Sejak bentrok warga dengan aparat kepolisian di PTPN VII, polisi terus melakukan patroli guna pengamanan dan sosialisasi kepada warga.
Menurut kepala desa Tanjung Pinang 1, Habibi, ratusan anggota polisi yang berpatroli ke desanya tidak melakukan pemberitahuan sama sekali dari pihak polres. Bahkan, pasca bentrokpun, polisi juga tidak pernah berpatroli.
Di kawasan tersebut, terdapat empat dusun yakni Tanjung Pinang 1 dan 2 serta Limbang Jaya 1 dan 2. Selama ini, dari pihak Polres, tidak ada sosialisasi adanya patroli baik itu ke warga maupun ke empat kepala desa di kawasan itu.
"Tiba-tiba mereka datang tanpa konfirmasi baik dari aparat desa maupun warga. Warga menahan hal itu, itupun dengan senjata seadanya," katanya.