Sengketa Lahan Cinta Manis
Komnas HAM: Polisi Lakukan Kesalahan yang Sama
Penembakan brutal aparat kepolisian terjadi lagi. Kali ini dilakukan Brimob Polda Sumatera Selatan yang menembaki warga Desa Limbang Jaya,

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penembakan brutal aparat kepolisian terjadi lagi. Kali ini dilakukan Brimob Polda Sumatera Selatan yang menembaki warga Desa Limbang Jaya, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, terkait sengketa lahan PTPN VII Cinta Manis.
Menyikapi peristiwa itu, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia tak habis pikir. Kenapa peristiwa soal sengketa lahan yang dimiliki perusahaan, polisi sigap berada di lokasi dan dengan mudah memuntahkan peluru untuk menekan warga.
"Kami akan panggil Kapolri untuk menjelaskan kenapa masih ada penempatan Brimob di wilayah konflik seperti di perkebunan. Ini sudah kesekian kalinya terjadi," ujar komisioner Komnas HAM Ridha Saleh kepada Tribunnews.com di Jakarta, Sabtu (27/7/2012).
Menurut Ridha, sikap aparat Brimob yang melesakkan tembakan lantaran dilempari batu oleh warga bukan alasan tepat. Kejadian kemarin telah merenggut nyawa Angga (13), setelah timah panas menembus bagian kepala dekat telinga sebelah kanan.
Sepekan lalu, pengamanan personil kepolisian terhadap PT Cahaya Manunggal Abadi yang melakukan penambangan emas di atas seluas 500 hektar itu juga memakan korban. Seorang warga tewas tertembak. Ia satu dari sekian warga yang menolak penambangan emas di daerah itu.
"Kami tegas mengusulkan evaluasi terhadap penempatan personil di lahan sengketa. Yang kami persoalkan, apa urgensinya menurunkan personil Brimob di wilayah itu. Seharusnya polisi ini netral, dan menjadi penengah antara perusahaan dan warga," ungkapnya.
Ridha mengaku tak habis pikir jika ada sengketa lahan perusahaan dan warga, polisi sigap dengan sendirinya dan langsung turun ke lapangan.
"Seperti di perkebunan mereka cepat turun. Kalau rakyat yang meminta sulitnya minta ampun," kritik Ridha.
Baca Juga: