Penutupan Lokalisasi Tulungagung Telan Rp 14,3 Milyar
Selama ini seperti kita ketahui, lingkungan penyangga
TRIBUNNEWS.COM,TULUNGAGUNG- Rencana Pemkab Tulungagung menutup dua lokalisasi, Ngujang dan Kaliwungu sampai harus melibatkan pemerintah pusat dan menelan biaya hingga Rp 14,3 milyar.
Seperti diakui Bupati Tulungagung, Heru Tjahjono, penutupan yang direnakana dilakukan besok, Kamis (19/7/2012) akan dihadiri pejabat dari Kementerian Sosial RI, serta kementerian Pekerjaan Umum.
Selain pihak Pemprov Jatim, kedua lembaga tersebut yang mendukung penutupan, terutama terkait pendanaan. Sebab selain lokalisasi, lingkungan penyangga akan mendapatkan perhatian khusus.
"Selama ini seperti kita ketahui, lingkungan penyangga di sekitar lokalisasi sangat tidak layak. Dalam rencana kami, mereka juga akan menjadi sasaran program," katanya, Kamis (19/7/2012).
Heru menjabarkan, lingkungan penyangga tersebut akan menerima bantuan lewat program rumah tak layak huni dari Dirjen Cipta Karya, Menterian PU. Mereka juga akan menerima penataan lingkungan, seperti sistem sanitasi baru yang lebih sehat.
Heru berharap, ke depan ada perubahan pola pikir, tingkat kesehatan serta kegiatan ekonomi lingkungan sekitar eks lokalisasi.
"Program ini tidak hanya menyasar para penghuni lokalisasi (PSK dan mucikari), namun juga lingkungan sekitar. Sebab jadi tidak sehat karena terpengaruh lokalisasi," ujarnya.
Sejauh ini konsep alih fungsi eks lokalisasi juga sudah dirancang. Untuk Ngujang akan dibangun kolam pancing senilai Rp 300 juta. Dana ini belum lagi untuk membuat pasar burung.
Sementara untuk Kaliwungu, akan dibangun lapangan futsal senilai Rp 1 milyar lebih. Belum lagi kompensasi setiap mucikari Rp 10 juta, yang akan diwujudkan bantuan fisik bangunan, untuk merubah wisma menjadi warung.
Secara total program ini akan menghabiskan dana Rp 14,3 milyar.
"Dananya mencapai Rp 14,3 milyar, tapi akan dicairkan bertahap karena ini berjalan di tengah tahun anggaran," terang Heru.
Namun secara umum, Heru mengaku bersyukur sebab rencana penutupan sejauh ini berjalan dengan damai. Tidak ada gerakan perlawanan yang berarti untuk menggagalkan rencana ini.
Bahkan Heru menegaskan, jika berjalan sesuai rencana, penutupan dua lokalisasi di Tulungagung akan jadi percontohan nasional. Sebab selain menutup dengan damai, disertai pengalihan kegiatan ekonomi bagi mantan penghuni.