Ormas Mirip 'Tentara' Rekrut Warga
Sebuah organisasi massa (ormas) mirip 'tentara' yang menyebut diri Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia
Laporan Wartawan Pos Kupang, Egy Moa
TRIBUNNEWS.COM, RUTENG--Sebuah organisasi massa (ormas) mirip 'tentara' yang menyebut diri Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia (PKRI) merekrut kaum pria Manggarai sebagai anggotanya. Perekrutan anggota baru dikenai sejumlah biaya berkisar Rp 3-6 juta untuk mendapatkan seragam, kartu anggota dan kemungkinan pangkat tertentu.
Informasi yang dihimpun Pos Kupang, Rabu dan Kamis (18-19/7/2012), menyebutkan, kehadiran organisasi ini meresahkan warga Lawir yang bermukim di sekitar markas ormas itu. Mereka telah mengadukan kepada sahabat dan kenalan di intitusi keamanan.
Kepala Badan Kesbanglinmas Manggarai, Frans Hany, menegaskan, ormas ini belum tercatat di Manggarai. Syarat yang diajukan untuk mendapatkan legalitas yang diamanatkan dalam UU Nomor 8 Tahun 1985, Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1986 dan Keputusan Mendagri Nomor 5 Tahun 1986, tak dipenuhi. Bahkan, syarat sebagai PKRI juga salah, bertentangan dengan AD/ART PKRI pasal 5 ayat 1 dan 2 menyatakan anggota PKRI adalah istri/janda atau anak yang ditetapkan dengan keputusan pemerintah,
"Dokumen yang diajukan tidak lengkap dan ada yang salah. Ormas ini dompleng ke PKRI sebagai batalion serba guna PKRI. Kalaupun dokumen yang diajukan lengkap, akan diverifikasi administrasi dan verifikasi faktual bersama pengurus PKRI," kata Frans menjawab Pos Kupang di Ruteng, Kamis siang (19/7/2012).
Frans juga mengaku sudah menghubungi perekrut bernama Fredrik J D, SE, sesuai kartu anggota dilampirkan dalam dokumen ke Kesbanglinmas. Namun yang bersangkutan tak penah datang ke kantor. Begitu pula Thomas Lenes, S.E, komandan di tingkat propinsi, tak hisa dihubungi.
"Saya sudah telepon beberapa kali. Kadang dijawab, kadang tidak dijawab. Alasannya macam-macam ada di Jakarta, nanti ke sini," kata Frans.
Frans telah mengirim surat pertama kepada ormas ini sejak pekan lalu. Waktu seminggu diberikan supaya melengkapi syarat yang ditentukan dalam pendirian ormas. Bila tak ditanggapi akan disusul surat kedua dan surat yang ketiga sekaligus membubarkan paksa.
Anggota PKRI yang mengaku sebagai provost ketika dihubungi ke markas PKRI di Lawir, Rabu siang (18/7/2012), mengatakan, komandannya mengalami kedukaan dan saat ini sedang berada di Elar, Manggarai Timur. Disodori nama Fredrik, provost yang mengenakan baju kemeja lengan panjang, celana kain hitam gelap dan bersepatu hitam dan papan nama diletakan terbalik mengaku tak mengenai nama lengkap komandannya.
"Komandan yang sekarang, Pak Fredrik yang badanya agak kurus. Kalau yang badan gemuk sudah keluar," kata anggota provost ini.
Dia mengatakan, markas besar PKRI beralamat di Jalan Proklamasi Jakarta dan di Kupang di Jalan Veteran, Kelapa Lima Kota Kupang.
Pantauan Pos Kupang, Rabu siang ke markas PKRI di Lawir, di teras depan anggota PKRI piket mengenakan seragam lengkap dari baret ungu, baju hijau dan celana hijau (mirip pakaian dinas harian/PDH) dengan logo di lengan baju kiri dan tanda pangkat satu bunga melati (mayor) pada bahu. Mereka tampak kaku menjelaskan keberadaan organisasi yang baru beroperasi sekitar satu bulan merekrut anggotanya dari warga Manggarai.