Harmonisasi Standarisasi Masih Sulit Terealisasi di ASEAN
Harmonisasi penerapan standardisasi hingga kini masih menuai banyak kendala di negara-negara ASEAN.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harmonisasi penerapan standardisasi hingga kini masih menuai banyak kendala di negara-negara ASEAN.
Chairman DEVCO ISO Bambang Setiadi, mengatakan, sebenarnya keinginan mengimplementasikan standarisasi di ASEAN sudah mulai berjalan dengan adanya proposal untuk nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU).
Namun karena “egoisme” dari masing-masing negara, implementasinya masih terus menjadi kendala hingga kini.
“Banyak negara yang masih menunda-nunda terjadinya harmonisasi standarisasi ini, dengan berbagai alasan. Termasuk melindungi produk domestiknya dari produk luar negeri,” kata Bambang saat bincang-bincang dengan wartawan usai menerima kunjungan Sekeretaris Jenderal ISO, Rob Steele di Jakarta, Senin (16/7/2012).
Lebih lanjut, mantan Kepala Badan Standarisasi Nasional (BSN) ini mengakui hal ini memang terkadang terbentur dengan keharusan merubah undang-undang.
Namun, adalah penting dan mendesak pemberian pengertian kepada regulator mengenai betapa pentingnya standarisasi terhadap pertumbuhan perdagangan di masing-masing negara.
Di tempat sama, Sekeretaris Jenderal ISO, Rob Steele, mengatakan bahwa dengan adanya harmonisasi standarisasi antarnegara dipercaya dapat meningkatkan minimal satu persen Produk Domestik Bruto (PDB).
Pun tentu saja transaksi perdagangan antar negara dapat meningkat, baik dari sisi volume maupun nilainya.
Idealnya, kata Rob, memang standarisasi dapat diterapkan secara Internasional. Namun sebagai pemula, tentu saja dapat dilakukan secara regional terlebih dahulu.
KLIK JUGA: