Pemilihan Gubernur Sulsel
Tenri Olle: Kumis Syahrul Yasin Limpo Beda dengan Foke
Kekalahan 'sementara' incumbent calon Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo di putaran pertama pilgub DKI Jakarta ternyata berimbas pada konsentrasi
Laporan Wartawan Tribun Timur, Adin Syekhuddin
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Kekalahan 'sementara' incumbent calon Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo di putaran pertama pilgub DKI Jakarta ternyata berimbas pada konsentrasi strategi pemenangan kandidat calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel di Pilgub Sulsel yang akan dilaksanakan 22 Januari 2013 nanti.
Koordinator Tim Keluarga incumbent calon Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Tenri Olle Yasin Limpo mengatakan kekalahan incumbent DKI Jakarta menjadi pelajaran yang akan dikaji oleh timnya.
Menurutnya, dinamika pemilih yang ada di DKI Jakarta dan yang ada di Sulsel berbeda. Meski demikian, fenomena Jokowi yang berhasil menumbangkan calon incumbent di Pilgub DKI tidak akan mempengaruhi kerja-kerja tim pemenangan pasangan incumbent di Sulsel, baik itu tim keluarga maupun tim di "Kapal Induk".
"Yang jelas beda kondisinya Pilgub DKI Jakarta dengan Pilgub Sulsel. Kekalahan incumbent di DKI akan jadi pelajaran untuk dikaji oleh tim tapi sama sekali tidak mempengaruhi tim. Lagi pula, kumisnya SYL beda dengan kumis Foke," kata Ketua DPD II Partai Golkar Gowa ini, Kamis (12/7/2012).
Ia menjelaskan, perbedaan kondisi pilgub DKI Jakarta dan Pilgub Sulsel, pertama terletak pada figurnya. Masyarakat DKI Jakarta memilih Jokowi karena prestasi kerjanya selama menjadi Wali Kota Solo, begitupun dengan masyarakat Sulsel yang akan memilih cagub berdasakan penilaian prestasi kerjanya.
Selama memimpin Sulsel, pasangan Syahrul-Agus telah membukukan prestasi 115 penghargaan, misalnya di bidang pemerintahan yang meraih Bintang Maha Putra dan di bidang pengelolaan keuangan daerah dengan meraih Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dalam dua tahun berturut-turut.
"Selain faktor figur yang berprestasi, Anda harus ingat historis kemenangan di Pilkada DKI Jakarta itu ada di tangan PDIP. Ingat, Jokowi menang karena prestasinya di Solo. Jadi akan lebih cocok kalau dikatakan kekalahan Foke di Jakarta itu kekalahan Partai Demokrat," kata kakak kandung Syahrul ini.
Sekretaris DPD PDIP Sulsel, Rudi Pieter Goni enggan sesumbar mendengar pujian yang dilontarkan oleh Tenri tentang kiprah partainya di Pilgub DKI Jakarta.
"Sutiyoso dulu didukung PDIP kemudian menang, Foke juga menang di pilgub sebelumnya diusung PDIP, dan sekarang Jokowi yang diusung PDIP juga menang," kata Rudi.
Terpisah, politisi PAN Sulsel, Usman Lonta pun tidak sepakat jika tumbangnya incumbent di DKI Jakarta dihubung-hubungkan dengan prediksi hasil pilgub di Sulsel. Menurutnya, terlalu jauh untuk dikaitkan dan tidak relevan jika dikait-kaitkan.
"Terlalu jauh kalau kalahnya incumbent di putaran pertama Pilgub DKI Jakarta harus disamakan dengan Pilgub Sulsel, tidak relevan. Yang pastinya, hasil di DKI Jakarta adalah gambaran kecil di pemilu presiden nanti," kata Usman.
Baca Juga: