Jumat, 3 Oktober 2025

Diyakini Kembaran Warga Penangkapan Buaya Menuai Kontroversi

Menurut Tahir, sebagian warga meyakini dari puluhan populasi buaya yang hidup di perairan Selambai, beberapa diantaranya memiliki pertalian

Editor: Dewi Agustina
zoom-inlihat foto Diyakini Kembaran Warga Penangkapan Buaya Menuai Kontroversi
Tribun Kaltim/Udin
Ratusan warga Selambai antusias menyaksikan buaya pemangsa manusia sepanjang 2,5 meter yang berhasil ditangkap oleh Beddu, Kamis (12/7/2012) dini hari tadi.

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Udin Dohang

TRIBUNNEWS.COM, BONTANG - Penangkapan empat ekor buaya ganas di Selambai Kelurahan Lhoktuan Bontang yang dilakukan pawang buaya, Beddu (43) asal Santan Ilir, Kecamatan Marangkayu, Kutai Kartanegara menuai kontroversi.

Pasalnya, aksi yang dilakukan oleh Beddu, tanpa sepengetahuan warga. Ketua RT 04 Selambai, Muh Tahir, yang sebelumnya aktif menggalang pengumpulan dana untuk menyewa pawang buaya justru menyayangkan tindakan Beddu. Alasannya, berdasarkan hasil rapat warga beberapa hari lalu, mereka sepakat tidak akan membatalkan penangkapan buaya.

"Yang jelas kami kaget, karena sebelumnya tidak ada koordinasi. Kalau ada apa-apa kami tidak mau bertanggung jawab," ujar M Tahir, Kamis (12/7/2012).

Menurut Tahir, sebagian warga meyakini dari puluhan populasi buaya yang hidup di perairan Selambai, beberapa diantaranya memiliki pertalian darah atau kembaran warga setempat. Karenanya mereka sepakat untuk tidak lagi menyoal, apalagi mengusik keberadaan buaya di Selambai. Bahkan, warga berencana memberikan sesajen kepada buaya-buaya itu agar tidak lagi mengganggu kehidupan manusia.

"Seharian ini saya sudah mencari telur dan pisang untuk diberikan kepada buaya, tapi kalau kondisinya seperti ini saya juga tidak bisa bicara," ungkap Tahir.

Kekecewaan serupa disampaikan Akbar, warga RT 03, Selambai. Menurutnya, penangkapan buaya yang dilakukan oleh Beddu bukannya menimbulkan rasa tenang, tapi justru membuatnya semakin khawatir. Soalnya, warga meyakini sebagian buaya yang ada di Selambai masih keturunan manusia, sewaktu-waktu bisa melakukan pembalasan jika diganggu.

"Jujur saja kami bukannya senang, tapi justru semakin khawatir jangan sampai ada bencana di sini akibat penangkapan itu," kata Akbar.

Menanggapi kekhawatiran warga, Beddu mengaku hanya melaksanakan permintaan dari kerabat Hardi, warga Selambai yang menjadi korban serangan buaya, dua pekan lalu.

"Saya ini datang jauh-jauh karena diminta keluarga korban. Saya hanya ingin menolong supaya tidak ada korban lain. Tapi kalau ada penolakan dari warga lain, itu saya tidak tahu," ungkap Beddu.

Sebagai pawang, Beddu meyakini buaya yang berhasil ia tangkap dan bunuh, adalah buaya yang pernah menyerang Hardi. Buaya itu, kata Beddu sebenarnya bukan buaya air asin, tapi justru buaya air tawar yang masuk ke laut mencari mangsa. "Buaya seperti itu memang ganas, apalagi yang jantan," katanya.

Baca Juga:

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved