PK Ryan Jagal
Keluarga Korban Ingin Ryan Dieksekusi
Ditolaknya PK Ryan oleh Mahkamah Agung, ditanggapi dengan lega oleh keluarga korban.
TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Ditolaknya PK Ryan oleh Mahkamah Agung, ditanggapi dengan lega oleh keluarga korban.
Ny Lilik Kastumi, ibunda mendiang Agustinus Fitri Setiawan alias Wawan, warga Kelurahan Jombatan, Kecamatan Jombang, menyatakan kalau sudah jelas ditolak, maka eksekusi harus segara dilaksanakan.
Lilik meminta, hendaknya jangan ada alasan untuk menunda-nunda lagi
eksekusi terhadap Ryan, termasuk alasan demi HAM maupun demi rehabilitsi kejiwaan Ryan. “Tanyakan Ryan, apakah saat melakukan pembunuhan itu apakah dia memikirkan HAM,” seru Lilik.
Menurut Lilik, sudah cukup lama peristiwa pembunuhan terjadi, tapi Ryan masih belum menjalani hukuman yang dijatuhkan, yakni hukuman mati. “Kalau dihitung sejak mayat-mayat korban ditemukan, sudah empat tahun. Bahkan kalau dihitung hilangnya Wawan, sudah empat tahun ini, karena dia hilang 2007,” ucap Lilik.
Lilik mengaku, masih dihantui tragedi yang menimpa anaknya. Jika ingat peristiwa itu, Lilik langsung sedih. Ibaratnya, luka lama yang kembali terbuka. “Dia anak pintar, patuh kepada orang tua,” kata Lilik dengan suara tersendat.
Lilik yang merasa amat kehilangan dengan tewasnya Wawan, secara
rutin setiap satu bulan sekali menyempatkan diri berziarah ke makam
Wawan di Makam Kristen Parimono, Desa Plandi, Kecamatan Jombang.
“Biasanya saya ke sana setelah pulang dari gereja,” kata jemaat GKJW Jombang itu.
Wawan termasuk 11 korban pembunuhan sadis Ryan. Jenazah Wawan
ditemukan pada pembongkaran kedua, 28 Juli 2008 di belakang rumah
Ryan. Bersamaan ditemukan jenazah Wawan juga ditemukan lima jenazah
lain.
Masing-masing Nanik Hidayati (28), Silvia (3), warga Desa Kepuhkembeng, Kecamatan Peterongan, Jombang, Zaki (27) warga Desa Dapurkejambon, Kecamatan Jombang Kota.
Kemudian Muhammad Akhsony (30), warga Desa Slawe Kecamatan Tarik Sidoarjo, dan terakhir Moh Asrori (24), warga Desa Kalangsemanding, Kecamatan Perak Jombang.
Empat mayat korban Ryan ditemukan pada pembongkaran pertama di tempat sama, 21 Juli. Masing-masing mayat, Ariel Somba Sitanggang, Grady Gland Adam, Vincent Yudi Pramono, dan Guruh Setyo Pramono alias Guntur, warga Nganjuk.
Sebelumnya, sudah ditemukan mayat Heri Santoso di Jakarta dalam keadaan terpotong-potong, dan ternyata merupakan salah satu korban pembunuhan berantai oleh Ryan.