Sabtu, 4 Oktober 2025

Jonge, Telaga Tak Bermata Air yang Tak Pernah Kering

Keberadaan telaga Jonge di dusun Kwangen, Pacarejo, Semanu mampu menjadi tumpuan ribuan warga di sembilan pedukuhan desa Pacarejo.

Editor: Gusti Sawabi
zoom-inlihat foto Jonge, Telaga Tak Bermata Air yang Tak Pernah Kering
Tribun Jogja
Telaga Jonge

TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGKIDUL - Keberadaan telaga Jonge di dusun Kwangen, Pacarejo, Semanu mampu menjadi tumpuan ribuan warga di sembilan pedukuhan desa Pacarejo. Telaga yang berada di tanah sultan ground seluas satu hektar tersebut masih mampu mencukupi kebutuhan warga sekitar, padahal beberapa telaga lain sudah mulai mengering.

Telaga Jonge tersebut, bila berada di musim kemarau tak pernah mengering. Berkembang di masyarakat berbagai macam kearifan lokal yang terus bergulir. Termasuk penghormatan pada tokoh kyai Jonge yang dipercaya bersemayam di tengah telaga jonge.

Pantauan Tribun Jogja, terlihat beberapa warga sedang mandi dan mencuci di telaga tersebut. Beberapa orang lainnya, juga terlihat sedang memancing di sisi telaga lainnya. Beberapa telaga lainnya, seperti telaga di Mijahan, Semanu, telaga Budegan, Piyaman dan telaga nglebak di Kemiri, Tanjungsari saat ini justru telah mengering. “Memang sejak lama, telaga tersebut (Jonge) tak pernah mengering,” jelas kepala desa Pacarejo, Sardiyo kepada Tribun Jogja, Minggu (8/7/2012).

Menurut Sardiyo, sejak dibangun permanen pada tahun 1997 silam, air di telaga Jonge tersebut hanya menyusut. Telaga tadah hujan tersebut, hingga kini mampu dimanfaatkan warga sembilan dusun di desanya, seperti dusun Jelok, Kwangen lor, Kwangen kidul, Jonge, Wilayu, Ngelak, Kenteng, Kepuh, Pacarejo.

“Telaga ini mampu mencukupi kebutuhan ribuan warga kami. Dimana telaga lain malahan justru sudah mengering. Ini bukti bahwa pembangunan permanen berhasil,” jelasnya.

Salah seorang warga Ngadiman mempercayai bahwa air telaga jonge tak pernah surut. Bahkan, ia mengaku hampir setiap hari memanfaatkan air dari telaga Jonge. Hampir setiap hari, warga dusun Jonge, Pacarejo, Semanu menjelaskan bahwa telaga Jonge selalu dipenuhi masyarakat dari desa setempat bahkan dari luar desa Pacarejo.

“Dari empat Telaga di Pacarejo, hanya telaga Jonge yang saat ini airnya masih melimpah. Sehingga warga merasa terbantu adanya telaga ini, karena harga air bersih ketika kemarau mencapai ratusan ribu per tangki,” jelasnya saat mengambil air dari telaga. Dia menjelaskan tiga telaga lain seperti, Telaga Tanjung, Telaga Jetis dan Telaga Kuwon sudah mulai kering, bahkan airnya tidak dapat lagi digunakan untuk mencuci apalagi untuk mandi.

Sementara, Ridwan (50) salah seorang penjaga Telaga Kyai Jonge ini yang telah berpuluh-puluh tahun bekerja, membenarkan bahwa dari tahun ke tahun wilayah Jonge, hampir tidak pernah mengalami kekeringan. Meskipun menurut penuturannya, Kyai Jonge bukan merupakan mata air, hanya saja telaga alami ini membuktikan mampu memberikan kebutuhan air bagi masyarakat Pacarejo, Semanu.

baca juga:

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved