Euro 2012
Jerman vs Yunani: Ganasnya Panser vs Efisiensi Para Dewa
Berbahagialah Yunani tercinta, karena kekalahan di hari Jumat ini adalah sebuah hadiah

Ulasan
dr Willy Kumurur,
penikmat bola,
tinggal di Makassar
TRIBUNNEWS.COM - Tempat itu bernama Syntagma Square, area yang ramai dan sibuk, terletak di depan gedung parlemen di Athena, ibukota Yunani.
Banyak karangan bunga diletakkan di sana, sebagai bentuk simpati masyarakat yang terkesima atas berpulangnya seorang yang berusia 77 tahun, Dimitris Christoulas.
Ia “menghadiahi” kepalanya dengan sebutir peluru di suatu pagi di bulan April 2012. Kakek itu memilih mengakhiri hidupnya.
“Usiaku sudah lanjut dan tak memungkinanku untuk membuat tindakan dinamis. Aku tak melihat cara lain, selain mengakhiri hidup. Aku tak mungkin hidup dari satu tong sampah ke tong sampah lainnya agar bisa bertahan,” tulis Christoulas dalam surat terakhirnya.
Langkah penghematan pemerintah sebagai syarat untuk menerima bantuan finansial internasional membuat usahanya gulung tikar. Tunjangan para pensiunan dipangkas, pajak dinaikkan, dan pemutusan hubungan kerja meningkat tajam.
Di zona euro, negeri mitos dan dongeng ini menjadi yang paling terpukul. Negeri para filsuf itu terjerembab di tubir jurang krisis.
Tragedi Christoulas memicu protes ratusan pengunjuk rasa yang akhirnya bentrok dengan aparat keamanan. Yunani pecah dalam dua kubu: bertahan di Uni Eropa atau keluar.
Selama berbulan-bulan Yunani berada dalam ketidak-pastian, sampai akhirnya negeri itu mengakhiri kebuntuan politik berbulan-bulan dengan memilih partai-partai pro bailout di pemilu yang paling menentukan beberapa hari yang lalu.
Pemilu memberikan cukup suara bagi konservatif pro penghematan dan partai sosialis untuk membentuk koalisi pemerintahan yang rapuh dan canggung.
Pemimpin New Democracy Yunani, Antonio Samaras, akan menghadapi ujian pertama sebagai pemimpin pada minggu depan ketika dia mulai perbincangan dengan pengawas bailout dari Uni Eropadan IMF.
Tumpuan harapan mereka saat ini berada di tangan kekuatan ekonomi raksasa terutama Jerman. Bersama Perancis, Jerman menjalin kerja sama dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk membantu negara-negara yang sedang mengalami kesulitan di kawasan euro termasuk Yunani.