Tribunners / Citizen Journalism
Pemilihan Gubernur DKI
Faisal Basri: Jakarta Harus Akomodasi Semua Perbedaan
Calon gubernur DKI Jakarta dari jalur independen Faisal Basri, Jumat (22/6), menegaskan bahwa ibukota

TRIBUNNEWS.COM - Calon gubernur DKI Jakarta dari jalur independen Faisal Basri, Jumat (22/6), menegaskan bahwa ibukota harus mengakomodasi semua perbedaan yang ada demi mewujudkan kota yang beradab.
“Kita sunguh mendambakan kota sebagai civility, arena pertemuan berbagai perbedaan dalam kesetaraan tanpa rasa takut,” kata Faisal saat bersilaturahmi dengan Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) di restoran Raja Kuring, Jakarta Utara.
Dengan civility, kata dia, setiap unsur publik dapat mengaktualisasikan diri mereka dalam perbedaan dan menegaskan potensi masing-masing untuk membentuk suatu sinergi yang nyaman.
“Sehingga, setiap penduduk kota merupakan makhluk-makhluk atau orang-orang yang unggul, yang khas terbangun dalam suasana kebersamaan yang harmonis. Oleh karena itu, membangun Jakarta harus diarahkan pada keadaban publik, pembangunan sarana dan infrastruktur yang mempertemukan berbagai manusia dalam perbedaan secara nyaman,” kata dia.
Karena Jakarta merupakan kota terbesar di Indonesia, pembenahannya menjadi prioritas utama bagi Indonesia.
“Kalau Jakarta bisa dibenahi, dia akan jadi model buat semua kota di Indonesia. Itu cita-cita kita, harus mulai dari Jakarta, tidak bisa dari Kupang, Indramayu, Solo, Palembang ataupun wilayah lainnya. Oleh karena itu, ayo kita bangun kota ini,” imbau Faisal.
Menurut Faisal, yang terpenting dari program pembangunan itu adalah roh dan landasan berpikirnya.
“Untuk membangun kota, kita harus terlebih dulu membangun peradabannya,” kata dia.
Merujuk pada publikasi CNNGO.com yang menyebutkan bahwa Jakarta sebagai kota nomor 7 paling tidak disukai di dunia, Faisal mengatakan, hal itu mengindikasikan bahwa keadaban di kota ini masih rendah.
“Keadaban ini merujuk pada suatu suasana di mana ruang publik merupakan arena yang bisa di-share bersama. Tidak ada satu jengkalpun ruang publik yang boleh dimonopoli oleh pihak tertentu,” tegas Faisal.
Lydu Wibowo, seorang peserta pertemuan, mengatakan bahwa warga Tionghoa di Jakarta harus arif dalam memilih pemimpin mereka.
“Jadi, meskipun ada orang yang berasal dari etnis kita ikut mencalonkan diri, tidak berarti kita harus memilih dia,” kata Lydu.
TIM PEMENANGAN PASANGAN CAGUB-CAWAGUB INDEPENDEN FAISAL-BIEM
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.