Rabu, 1 Oktober 2025

Konser Lady Gaga

Beginilah Hiruk-Pikuk Konser Lady Gaga di Singapura

Gagal manggung di Indonesia, konser Lady Gaga di Singapura dibanjiri penonton dari Jakarta dengan segala hiruk-pikuknya.

zoom-inlihat foto Beginilah Hiruk-Pikuk Konser Lady Gaga di Singapura
Istimewa
Lady Gaga sesaat baru tiba di Singapura sebelum menggelar konser pda 31 Mei 2012 lalu

TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - "My name is Lady Gaga. Aku adalah harapanmu, impianmu, ketakutanmu, rasa ketidakamananmu. Aku adalah segala yang kalian sukai. Aku adalah segala yang kalian benci. Kalian menciptakan aku Singapura...!"

kata-kata itu terucap dari Lady Gaga dalam konser hari terakhir "The Born This Way Ball" di Indoor Stadium, Singapura, Kamis (31/5) malam. Konser digelar selama tiga hari pada 28, 29, dan 31 Mei.

Sebagian penonton datang dari negeri tetangga, termasuk Indonesia. Konser dikemas teatrikal, spektakuler, yang lahir dari budaya kerja keras, profesional. Konser mengerahkan pop art, teknologi, dan kecerdasan industri pop.

Lady Gaga adalah kecerdasan industri hiburan pop. Ia menyulap seorang perempuan bernama Stefani Joanne Angelina Germanotta (26) yang semula tidak dikenal menjadi Lady Gaga sebagai merek dagang. Dan berhasil. Setidaknya, banyak orang membicarakan Lady Gaga meski mungkin ada yang belum (sempat) mengenal lagunya.

Luar biasa
Pada lima lagu pertama, penonton ternganga. Itu terasa pada sorak dan tepuk riuh yang tiada putus. Kelima lagu itu adalah "Highway Unicorn (Road to Love)", "Government Hooker", "Born This Way", "Bloody Mary", dan "Bad Romance".

Setelah itu, Lady Gaga menyapa ramah audiens yang ia sebut sebagai Little Monster. Ia bertutur, apa yang ia nyanyikan adalah persoalan hidup sehari-hari yang pernah terjadi pada setiap manusia di mana pun. Suasana menjadi sangat akrab.

"Album ini (bicara) tentang spirit di antara kita. Saya menggunakan kata kita karena album ini tidak akan pernah ada tanpa kalian semua. Itu mengapa dalam album (Born This Way) ada lagu yang berkata 'I am the spirit of my hair'...."

Penonton berteriak gemuruh, terutama mereka yang mengerti bahwa Gaga akan membawakan lagu "Hair", yang berbicara tentang betapa susahnya seseorang menjadi diri sendiri. Selalu ada orang yang memaksakan keinginan agar orang lain menjadi seperti yang mereka maui. Ia pun menyanyikan "Hair".

Di tengah lagu, ia memberi jeda bicara lagi. "Intinya seseorang harus menjadi dirinya sendiri. Saya setiap hari bertanya, who is the real Lady Gaga?" kata Gaga. Penonton menyambut dengan aneka celotehan. Dan, Gaga pun menanggapi.

"Kalian berbicara kepada saya, ya? Atau bicara kepada orang lain, ha-ha-ha...?" kata Gaga seakan bicara tentang sosok Lady Gaga dan sosok lain yang bisa bernama Stefani. "I am Lady Gaga, dan rasanya mengerikan, ha-ha-ha.... Bayangkan, setiap hari orang bertanya siapa sebenarnya Lady Gaga. Yah, setiap hari begitu susahnya menjadi diri sendiri...."

Teatrikal, spektakuler
Seluruh elemen pendukung konser, setting panggung, properti, kostum, tata suara, tata cahaya, koreografi, dan penari, dirancang secara prima dan sangat profesional sehingga orang yang tidak mengenal Lady Gaga pun akan terpesona.

Set panggung fantastis berupa kastil abad pertengahan. Kastil itu mengingatkan pada istana dari negeri dongeng HC Andersen. Kastil tiga lantai itu menggunakan balkon dengan dua menara di kanan dan satu menara di kiri. Di seluruh bagian kastil itu Lady Gaga, musisi, berikut sekitar 20 penari beraksi. Gaga, misalnya, menyanyikan lagu "Edge Glory" dari menara sambil bermain piano. Ia berselimut kain yang kemudian dilepas dan disampirkan di pagar menara.

Kastil Gaga bukanlah latar dekoratif, melainkan karya instalasi yang hidup di pentas pop. Begitu juga properti berupa motor besar dengan keyboard di bagian setang menjadi bagian dari instalasi. Sebelum lagu "Born This Way" disuguhkan, sebuah karya instalasi berupa perut bunting besar setinggi pintu gerbang kastil dilibatkan.

Kostum yang berganti lebih dari 17 kali serta rias wajah dan rambut mengingatkan gaya pop art-nya Andy Warhol. Seluruh elemen tersebut dimaksimalkan dalam konser yang dikemas teatrikal, spektakuler.

Kita simak bagaimana detik-detik awal konser. Semula kastil diselubungi kain hitam. Lampu Indoor Stadium menggelap. Kemudian selubung kain melorot dan kastil tampak berdiri megah. Pintu gerbang dari besi terbuka dan pasukan pembawa bendera berbaris keluar.

Halaman
12
Sumber: KOMPAS
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved