Jakarta Perlu Bank Sampah Untuk Efisiensi
Tingginya produksi sampah ibu kota, yang mencapai lebih dari 6.500 ton per hari

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Tingginya produksi sampah ibu kota, yang mencapai lebih dari 6.500 ton per hari, menuntut keterlibatan seluruh pengampu kepentingan di DKI Jakarta untuk ikut mengatasi.
”Satu cara melalui penyediaan bank sampah di sumber-sumber sampah di lingkungan sekitar tempat tinggal,” kata Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) DKI Jakarta, Tatiek Fauzi Bowo, di Jakarta, Minggu (20/5/2012).
Bank sampah diperlukan, tidak saja karena dinilai efektif dalam mengurangi volume sampah, tetapi sekaligus mendukung program Jakarta Clean and Green. Yakni, pemberian edukasi kepada warga terkait pengelolaan sampah dengan konsep andalan: 3R (reduce, reuse, dan recycle).
”Intinya, bagaimana seharusnya sampah diolah, baik menjadi kompos maupun barang-barang kerajinan yang memiliki nilai ekonomis tinggi,” ujarnya.
Tatiek Fauzi menunjuk pengolahan sampah yang dilakukan warga RW 01 Susukan-Ciracas, sebagai contoh yang patut ditiru. Sejak 2007, warga Susukan tidak lagi mengandalkan petugas kebersihan untuk mengangkut sampah.
Sampah yang ada, oleh warga dikumpulkan melalui bank sampah untuk kemudian dipilah dan didaur ulang menjadi barang yang bermanfaat.
Setiap pekan, masing-masing RT menyetorkan sampah kering sekitar 30 kilogram. Antara lain terdiri dari jenis koran, kardus, dan botol. Seluruh sampah kering ini dijual kepada pengepul, dan uang hasil penjualannya masuk ke kas RT masing-masing.
”Kalau pola ini dapat dikembangkan di wilayah lain, niscaya sangat mendukung langkah Pemprov DKI dalam mengurangi volume sampah,” imbuh Tatiek.
Tatiek Fauzi mengkalkulasi, jika Pemprov DKI Jakarta berhasil dalam meningkatkan pengolahan sampah terpadu - melalui tempat pengolahan sampah terpadu yang disediakan Pemprov maupun pengolahan sampah yang melibatkan masyarakat, maka residu sampah yang dihasilkan bisa berkurang.
”Kalau sampah bisa langsung ditangani di dalam kota, tanpa harus dikirim ke TPA Bantargebang, akan berdampak pada pengurangan beban arus lalu lintas ke Bekasi, di samping menghemat biaya bahan bakar,” katanya.