Diperiksa Polisi, Jari-jari Kaki Kurniawan Patah
Berdasarkan informasi yang terhimpun, mahasiswa STIEM Bungaya diduga disiksa saat menjalani pemeriksaan di ruang penyidik 3 Satuan Reserse Kriminal
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Jari-jari kaki Kurniawan Yusuf patah. Berdasarkan informasi yang terhimpun, mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Makassar (STIEM) Bungaya diduga kuat mengalami penyiksaan saat menjalani pemeriksaan di ruang penyidik 3 Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Polrestabes Makassar, Jumat (20/4/2012) malam lalu.
Dinilai memberikan keterangan yang berbelit-belit, oknum polisi yang memeriksanya lalu melakukan tindakan kekerasan. Kurniawan adalah tersangka dalam kasus pengedaran uang palsu di Makassar. Pemeriksaan dilakukan untuk menggungkap lebih jauh modus tersebut.
Saat pemeriksaan dilakukan, Kurniawan sering mendapat pukulan dan tendangan. Terakhir, kaki Kurniawan diinjak dengan menggunakan sepatu hingga jari-jarinya patah. Karena luka yang parah, Kurniawan dilarikan ke RS Bhayangkara untuk menjalani operasi.
Hingga hari ini, Senin (23/4/2012) ia masih menjalani perawatan di Kamar Mariolo RS Bhayangkara.
Kurniawan diperiksa sebagai tersangka penyebar uang palsu di Makassar dan tertangkap oleh polisi, Kamis (19/4/2012) di depan Universitas Islam Negeri (UIN) Jalan Sultan Alauddin. Dari tangan tersangka, polisi menyita tiga lembar uang palsu pecahan Rp 50 ribu.
Kakak tersangka, Idha yang dikonfirmasi terpisah membenarkan adiknya masih dirawat di RS Bhayangkara. Namun, kasus penyiksaan yang dialami adiknya itu belum dilaporkan ke pihak Propam. "Saya baru rencana melaporkan kasus penyiksaan ini. Tapi sudah ada polisi yang datang melihat kondisi adikku di rumah sakit. Saya menunggu kesembuhan adikku dulu lah, baru mengambil tindakan selanjutnya," ujar Idha, pagi tadi.
Kasus penyiksaan terhadap tersangka uang palsu terkesan disembunyikan oleh polisi. Bahkan, Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polrestabes Makassar, AKBP Himawan Sugeha yang dihubungi enggan mengangkat teleponnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sulsel, Kombes Pol Chevy Ahmad Sopari mengaku belum mengetahui kejadian tersebut. Mantan Kapolres Gowa ini kaget mendengar ada kasus penyiksaan di institusinya dan akan mengecek kebenarannya.
"Saya baru tahu itu ada kasus penyiksaan di dalam Markas Polrestabes Makassar. Saya akan cek kebenarannya dan minta kronologinya dari Kepala Polrestabes Makassar, Kombes Pol Erwin. Tapi meski begitu, tidak dibenarkan adanya tindak kekerasan yang dilakukan polisi. Apalagi di dalam kantor. Kita akan tetap proses sesuai dengan aturan yang berlaku jika benar adanya," kata Chevy.