Berkunjung ke Pura Taman Ayun Peninggalan Kerajaan Mengwi, Indah Dikelilingi Kolam
Memasuki kawasan kompleks Pura Taman Ayun, terdapat sebuah jembatan di atas kolam yang menghubungkan pintu gerbang berupa Bapura Bentar.
Baginya penataan dan suasana terasa bagus untuk dinikmati.
Pura Taman Ayun buka setiap hari mulai pukul 08.00–18.00 Wita.
Harga tiket untuk tamu domestik adalah Rp 10 ribu dan tamu asing adalah Rp 15 ribu.
Sumber Pengairan di Dua Subak
Keberadaan Pura Taman Ayun bukan hanya sebagai tempat suci dan bersejarah yang menjadi obyek wisata, namun juga mencakup beragam aspek yang saling berkaitan satu sama lainnya, seperti aspek religius, budaya, ekonomi, sosial, dan lingkungan.
“Dilihat dari aspek lingkungan, Pura Taman Ayun terkenal di samping penataan dan kawasan suci, terdapat kolam yang mengelilingi pura dan digunakan untuk pengairan sawah atau dikenal dengan sistem subak,” ungkap Pengurus Harian Pura Taman Ayun, I Made Suandi.
Suandi menambahkan, sumber irigasi atau pengairan sawah untuk Subak Bukti yang berada di Desa Gulingan dan Subak Batan Badung yang ada di Desa Beringkit berasal dari waduk atau kolam Pura Taman Ayun.
Disalurkan melalui sebuah DAM yang bernama DAM Canging.
Melalui saluran utama, air didistribusikan ke pematang-pematang sawah melalui selokan.
“Petani sangat ketergntungan airnya dari kolam yang berfungsi sebagai waduk di Taman Ayun. Jika air di kolam sudah penuh, maka airnya mengalir ke persawahan,” tambah Made.
Subak merupakan manajemen irigasi khususnya pertanian yang dipimpin oleh ketua kelompok dan disebut Pekaseh.
Keberadaan subak sangat penting di Bali karena menjadi satu di antara bentuk dari implementasi konsep Tri Hita Karana.
Subak yang termasuk di dalamnya kawasan Pura Taman Ayun juga diakui dunia sebagai Warisan Budaya Dunia (World Heritage) oleh UNESCO pada 29 Juni 2012.
Melihat Sejarah Tajen di Bali
Di halaman luar atau Nista Mandala, terdapat sebuah wantilan atau pendopo.