Senin, 6 Oktober 2025

Menara Pisa, Anugerah dari Ketidaksempurnaan

Yang menimbulkan daya tarik dari menara ini justru berawal dari ketidaksempurnaannya.

Editor: Mohamad Yoenus

Galileo pernah melakukan percobaan dengan menjatuhkan benda dari menara ini untuk membuktikan teori gravitasinya.

Menara Pisa
Pengunjung berkeliling di Menara Pisa Italia. (Telegraph)

Ada pelajaran yang bisa dipetik dari Menara Pisa ini.

Menara ini bisa menjadi satu di antara tujuh keajaiban dunia dan terkenal di seluruh penjuru dunia justru karena ketidaksempurnaannya.

Di dalam kehidupan, banyak orang yang mengeluhkan sedikit ketidaksempurnaannya, namun di sisi lain ada pula orang yang dengan keterbatasan dan ketidaksempurnaannya mampu menjadi seorang yang justru lebih baik dari orang yang sempurna secara fisik.

Bahkan orang yang memiliki kesempurnaan justru kerap kali mengeluh dengan apa-apa yang ada di sekitarnya.

Tentunya kita mengenal seorang Bethoven.

Ia adalah seorang pemusik yang karyanya telah dikenal luas dan menjadi pemusik paling legendaris dalam sejarah.

Keahliannya dalam merangkai nada dalam karyanya membuat banyak orang kagum.

Namun ternyata Bethoven itu adalah seorang yang tidak bisa mendengar alias tuli.

Lalu bagaimanakah ia bisa merangkai nada-nada yang indah hingga menghasilkan suatu mahakarya.

Itulah dia, keterbatasan fisik seringkali tidak membuat orang terbatas dalam hal karya, harapan, cita-cita.

Sebenarnya yang membuat orang terbatas adalah batas-batas yang dibuat pikiran.

Sesempurna apapun fisik, fasilitas, potensi jika pikiran sudah membatasi maka pikiran akan mencari-cari alasan agar kita berhenti.

Tapi jika pikiran terbuka walaupun sebagaimana pun sulitnya pasti ada jalan keluar dalam setiap masalah. (BMSPS)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved