Tribunners / Citizen Journalism
Meraih ROJA dengan Menjalankan Ibadah 11 Bulan Pasca Ramadan
Tidak hanya menahan lapar dan haus saja melainkan panca indra pun ikut berpuasa demi sempurnanya ibadah.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
TANPA terasa sudah satu bulan penuh kita menjalankan puasa, mengendalikan hawa nafsu, menahan lapar dan haus walaupun di hari di luar bulan Ramadhan halal untuk kita makan dan minum.
Tidak hanya menahan lapar dan haus saja melainkan panca indra pun ikut berpuasa demi sempurnanya ibadah.
Tujuan berpuasa dalam bulan Ramadhan sesuai dengan tuntunan Al Quran dan Hadist adalah agar manusia yang beriman bertaqwa kepada Allah SWT.
Maka sudah barang tentu manusia yang berpuasa juga baik secara langsung maupun tidak langsung telah menegakkan maqashid syariah dalam kehidupan sehari-harinya.
Anjuran untuk memperbanyak ibadah kepada Allah merupakan implementasi meyakini akan ajaran tauhid kepada Allah yakni melindungi agama dimana dengan keikhlasan mematuhi segala larangan yang tidak boleh dilanggar dalam melakukan puasa, walau tidak ada seorangpun yang melihatnya serta melakukan salat wajib sesuai waktu tiba, memperbanyak salat sunnah dan memperbanyak tadarus Al Qur'an.
Allah memberikan begitu banyak pahala kepada siapa saja yang melakukan ritual ibadah baik wajib maupun sunnah pada sebulan penuh Ramadhan kemarin dengan hanya mengharap ridho Allah semata.
Ramadhan kemarin merupakan bulan training sebagai bulan pembentukan diri menjadi muslim sejati dalam membangkitkan optimisme beribadah di 11 bulan lainnya.
Hal ini merupakan upaya manusia untuk mendapatkan Roja yakni melakukan segala upaya ibadah dengan senang hati, lalu kemudian menunggu sesuatu yang dicintai dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala, setelah syarat-syarat yang telah diusahakan terpenuhi.
Seperti potongan syair lagu yang dilantunkan oleh Bimbo:
Aku dekat Engkau Dekat, aku jauh Engkau jauh, hati adalah cerminan...
Lagu di atas mengisyaratkan bahwa dalam rangka mendapatkan kecintaan yang murni Roja sudah barang tentu harus penuh perjuangan dan pengorbanan.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar...
Sebaliknya ingin mendapatkan Roja dari Allah namun tanpa ikhtiar dan usaha sama saja berangan-angan atau harapan kosong.
Seperti plesetan yang dijadikan pembenaran atas orang-orang yang hanya cinta akan dunia yakni "muda foya-foya, tua kaya raya dan mati masuk surga," sebuah analogi keliru manakala tanpa dibarengi iktiar untuk bertaubat, kembali di jalan Allah secara istoqomah.
Hal ini, sebagaimana Al-Hasan rodhiyallohu 'anhu berkata: "Sesungguhnya ada beberapa orang oleh angan-angan keinginan pengampunan, sehingga mereka keluar dari dunia (mati), sedang belum ada bagi mereka kebaikan sama sekali.
Sebab mereka berkata: Kami baik sangka terhadap Alloh. Padahal berdusta dalam pengakuan itu, sebab andaikan mereka baik sangka terhadap Allah, tentu baik pula perbuatannya.
Allahu Albar, Allahu Akbar, Allahu Akbar....
Penulis berharap, semoga cukilan tulisan ini dapat menyadarkan kita untuk tetap istiqomah beribadah kepada Allah pada 11 bulan kedepan dalam rangka membangkitkan optimisme beribadah meraih Roja dari Allah Subhana Wa Ta'ala. Aqmiin YRA
Penulis: Deni Nuryadin (Aktifis Philantrophy Islam)
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.