Kamis, 2 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

LBH Jakarta Tolak Undangan Presiden Peringati Hari HAM

Menyikapi undangan ini, Direktur LBH Jakarta, Alghiffari Aqsa menyatakan menolak untuk menghadiri undangan tersebut.

TRIBUNNEWS/HERUDIN
Aktivis HAM dari berbagai organisasi masyarakat dan mahasiswa yang menamakan diri Koalisi Peringatan Hari HAM (Koper HAM) mengadakan jumpa pers terkait persiapan peringatan hari HAM Sedunia, di kantor LBH Jakarta, Jumat (4/12/2015). Dalam aksinya nanti, aktivis menuntut pemerintahan Jokowi-JK lebih serius menyelesaikan berbagai kasus pelanggaran HAM di Indonesia. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Oleh : LBH Jakarta 

TRIBUNNERS - Presiden Republik Indonesia melalui Menteri Sekretaris Negara Republik Indonesia dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menyelenggarakan peringatan hari Hak Asasi Manusia ke-67 pada hari ini di Istana Negara.

LBH Jakarta menjadi salah satu Lembaga yang diundang untuk menghadiri acara tersebut. Menyikapi undangan ini, Direktur LBH Jakarta, Alghiffari Aqsa menyatakan menolak untuk menghadiri undangan tersebut.

“Kami sudah memperingati hari HAM kemarin pada tanggal 10 Desember bersama dengan korban-korban pelanggaran HAM di depan Istana, namun justru kami diusir oleh aparat Kepolisian," ujarnya

Alghif menjelaskan bahwa LBH Jakarta selaku lembaga yang akan terus setia berada disamping korban pelanggaran HAM dalam situasi dan kondisi apapun merasa untuk tidak perlu dan tidak pantas untuk menghadiri undangan dari Presiden karena pada prinsipnya Presiden sudah tidak mau mendengarkan suara korban dan menunjukkan ketidaksungguhan untuk memenuhi hak asasi warga Negara.

Pengacara Publik LBH Jakarta, Ichsan Zikry, yang tergabung dalam Koalisi Peringatan Hari HAM juga mengungkapkan kekecewaannya atas sikap Presiden. 

“Sudah 423 kali aksi diam Kamisan digelar didepan istana, dan hampir 9 tahun lamanya kami menyuarakan pelanggaran HAM didepan Istana, tidak sekalipun presiden mendengarkan suara korban. Kini bahkan situasinya
memburuk karena kemarin saat peringatan hari HAM kami terus dipaksa menjauh dari seberang istana tempat kami biasa melakukan aksi Kamisan."

Ichsan berpendapat bahwa menjauhkan aksi Kamisan dari Istana adalah simbol bahwa Negara menginginkan suara para korban semakin jauh dan akhirnya tidak terdengar.

Alghif mengaku telah menyampaikan surat kepada Presiden terkait penolakan untuk hadir dalam peringatan hari HAM di Istana Negara.

“Kami menyarankan kepada Presiden untuk membuka telinga dan mendengar suara korban untuk merefleksikan apakah warganya telah terpenuhi hak asasinya, bukan hanya sekedar menggelar acara seremonial belaka yang
tidak memberi dampak kepada korban.”

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved