Jumat, 3 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Hari Ibu 2012

Perempuan Penentu Nasib Bangsa ke Depan

84 tahun yang silam dalam sejarah perjuangan perempuan Indonesia diadakan kongres Perempuan Indonesi

Editor: Widiyabuana Slay
zoom-inlihat foto Perempuan Penentu Nasib Bangsa ke Depan
TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA
Ketua Komisi IX DPR RI, Ribka Tjiptaning saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat Komisi IX DPR RI dengan Menakertrans, di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (20/11/2012). Menakertrans diundang Komisi IX DPR RI terkait permasalahan yang dihadapi Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri, termasuk membahas masalah perkosaan TKI di Malaysia, iklan TKI on sale, dan beberapa TKI yang menghadapi hukuman mati di Arab. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA

TRIBUNNEWS.COM - 84 tahun yang silam dalam sejarah perjuangan perempuan Indonesia  diadakan kongres Perempuan Indonesia yang pertama pada tanggal 22-25 Desember di Yogyakarta.

Kongres tersebut melahirkan beberapa keputusan-keputusan penting dalam sejarah perempuan yang ikut andil dalam perjuangan politik melawan penindasan dan menuju kemerdekaan negara Republik Indonesia. Oleh sebab itu Bung Karno menyatakan tanggal 22 Desember sebagai hari "Kebangkitan Perempuan Indonesia dalam Politik". Dan pada tahun 1950, pertama kalinya perempuan mendapatkan posisi menjadi menteri dalam Kabinet Indonesia.

Apa yang dicetuskan perempuan Indonesia 84 Tahun yang lalu dalam pertemuan organisasi2 perempuan itu  dilatarbelakangi oleh rasa ketidak adilan  yang dialami oleh kaum perempuan. Perempuan selalu dibatasi dengan hal mengurus rumah tangga semata, "Sumur-Dapur-Kasur".

Pendobrakan terhadap paradigma tersebut juga kembali dilakukan ketika di era reformasi, Dimana Megawati Soekarnoputri mampu menjadi pemimpin di Indonesia, perempuan pertama yang menjabat Presiden Republik Indonesia. Peran Perempuan dalam pembangunan di Tingkat Pusat dan daerah pun tak bisa dipungkiri.

Perjuangan besar itu kini direfleksikan berbeda saat ini, banyak masyarakat dan  organisasi perempuan yang menggelar kegiatan untuk merayakan Hari Ibu jauh dari semangat sejarah perjuangan perempuan. Merayakan hari Ibu dengan seremonial seperti perlombaan pakaian kebaya, baksos atau diskon besar-besaran untuk kaum ibu dipusat perbelanjaan.

kita menutup mata dan telinga kita terhadap bentuk kekerasan & penindasan yang dialami perempuan-perempuan kita. Seperti yang dialami oleh para TKW kita di negeri tetangga, mereka disiksa dan diperkosa. Sementara berbagai organisasi wanita kita asik dengan kegiatan perkumpulan arisan dan gosip disertai ajang pamer perhiasannya.

Di lain sisi partai politik pun tampaknya masih minim memberikan peluang dan tempat bagi perempuan untuk maju dan memimpin dalam politik, keterwakilan perempuan terlihat hanya sebatas mengisi kuota dan pelengkap dalam internal Partai.

Bangkitlah perempuan Indonesia dan rebut kesempatan yg ada, jangan takut bicara politik, karena perempuan juga mempunyai hak sebagai penentu nasib bangsa kedepan! Jadilah perempuan yang tegar selalu degan kasih melayani bukan dilayani ,selalu untuk memberi bukan untuk diberi. Bukan hanya sekedar melahirkan anak biologis tapi juga melahirkan anak ideologis  Pemimpin Bangsa & Negara.

Salam,
dr. Ribka Tjiptaning P
Ketua Komisi IX DPR RI

TRIBUNNERS POPULER


Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved