Blog Tribunners
Pra Piala Dunia
Karma Bagi Djohar Arifin dan Kawan-kawan
Tampaknya hukum karma akan menimpa Ketum PSSI dukungan Arifin Panigoro(AP) sebab ditengah persiapan kompetisi

TRIBUNNEWS.COM - Tampaknya hukum karma akan menimpa Ketum PSSI dukungan Arifin Panigoro(AP) sebab ditengah persiapan kompetisi Liga Prima Indonesia (LPI) 15 Oktober ternyata 14 klub sepakat berkompetisi sendiri. Semula kompetisi LPI versi AP dilakukan karena menganggap ISL tak bermutu dan tidak melahirkan pesepak bola handal. Justru prestasi timnas merosot terus dan gagal juara di Asia. Bahkan di tingkat ASEAN sulit mengalahkan Malaysia dan Thailand.
Lalu upaya AP dan kawan-kawan berhasil menggusur Nurdin Khalid dan kawan-kawan yang dianggap kelompok status quo. Kelompok 78 yang menjadi motor penggerak melengserkan NK kini balik menyesal. Apa boleh buat nasi telah menjadi bubur.
Sebanyak 14 klub tidak ikut kompetisi LPI karena menganggap PSSI Djohar Arifin tak menjalankan amanah konggres di Bali 22 Januari. Berdasarkan Konggres di Bali disebutkan 99 persen saham dari PT Liga Indonesia dan setiap klub mendapat Rp 2 miliar.
Aneh kompetisi LPI yang pertama kali digelar bertujuan untuk memandirikan klub-klub karena selama ini terlalu manja dan menyusu pada APBD. Klub versi ISL terlalu bergantung pada APBD.AP dan kawan-kawan menabrak aturan FIFA dan melahirkan kompetisi bebas APBD.
Namun jika melihat keputusan hasil konggres jelas menguntungkan klub-klub yang selama ini sangat membutuhkan dana segar. Terutama bagi kontrak pemain plus biaya transportasi dari pulau ke pulau di Indonesia.
Kompetisi Liga Prima Indonesia yang mengharamkan penggunaan APBD bagi klub justru tak mau menjalankan amanah Konggres Bali. Padahal sejak awal kemandirian klub-klub sepakbola profesional di Indonesia menjadi tujuan dari PSSI pimpinan Djohar Arifin.
Ada apa dibalik semua kekisruhan ini? Apakah karena ingin memajukan klub dan sepakbola di Indonesia atau karena kepentingan sesaat bagi para dalang dibalik lengsernya NK. Tak tahulah tapi yang jelas kepengurusan yang serba plin-plan dan banyak melanggar aturan justru akan menambah merosotnya prestasi sepakbola di Indonesia. Sayang kemajuan sepak bola terus semakin tertinggal dari negara tetangga di Asean. Lihat saja anak-anak dari Thailand bisa meraih sukses di Danone Cup di Madrid. Sedangkan anak-anak Indonesia menempati urutan 33 dari 40 peserta Danone Cup di Madrid Spanyol.
Jangan sampai kekisruhan pengelola sepakbola justru menghancurkan persiapan Timnas U23 diajang Sea Games nanti di Jakarta. Andaikata tim Sea Games tumbang maka pilihan terakhir adalah pengurus PSSI harus segera lengser sebelum menambah parahnya sepakbola di Indonesia.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.