Adaptasi Nasi Kebuli di Indonesia, Perpaduan Cita Rasa Timur Tengah dan Lokal
Sajiannya identik dengan paduan nasi berbumbu rempah khas, serta daging kambing atau ayam yang dimasak hingga empuk.
Penulis:
Willem Jonata
Editor:
Hasiolan Eko P Gultom
Adaptasi Nasi Kebuli di Indonesia, Perpaduan Rasa Timur Tengah dan Lidah Lokal
Willem Jonata/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM – Nasi kebuli merupakan salah satu kuliner khas Timur Tengah, yang sangat populer di Indonesia.
Sajiannya identik dengan paduan nasi berbumbu rempah khas, serta daging kambing atau ayam yang dimasak hingga empuk.
Umumnya disajikan saat momen spesial seperti Idul Adha atau acara keluarga besar.
Penulis kuliner internasional, Jessica Lancoski, mengatakan nasi kebuli mengalami adaptasi yang cukup signifikan, karena mengalami proses akulturasi rasa sehingga bisa diterima dengan baik oleh lidah masyarakat Indonesia.
“Hidangan ini menyatukan kekayaan rasa dari Timur Tengah dengan karakter lokal. Aromanya dalam, bumbunya kaya, tapi bisa sangat fleksibel untuk diadaptasi,” tulis Jessica dalam laman pribadinya.
Seiring berkembangnya selera dan inovasi kuliner, nasi kebuli mulai mendapat tempat di hati masyarakat, khususnya mereka yang menyukai cita rasa gurih dan pedas.
Sekarang banyak restoran atau tempat makan yang menjadikan nasi kebuli sebagai andalan. Tidak perlu menunggu momen tertertu untuk menyantapnya.
Rifqie Farhat, merupakan salah satu yang menggeluti usaha kuliner dengan nasi kebuli sebagai andalan. Nama usahanya Kebuli Yaman.
Diakuinya dulu tidak suka nasi kebuli karena rasanya terlalu kuat. Makanya, ia menciptakan versi baru nasi kebuli yang tetap otentik, namun lebih ramah di lidah.
Ia mengurangi intensitas rempah, tanpa kehilangan keaslian rasa. Dan rasa gurih dan pedas juga tetap dipertahankan.
Sementara penggunaan beras basmati rendah glukosa dan metode masak bebas minyak menjadi nilai tambah yang mendukung gaya hidup sehat.
“Orang Indonesia itu suka rasa yang gurih dan pedas, jadi kami ubah komposisi rempah tanpa menghilangkan esensi Timur Tengah-nya," kata Rifqie.
Menurut dia, lewat pendekatan tersebut, nasi kebuli kini tak sekadar hidangan khas Timur Tengah, tapi juga menjadi simbol keberagaman rasa yang menyatukan lidah lintas budaya.
"Dari meja makan khas Arab hingga dapur-dapur di Indonesia, nasi kebuli terus berkembang sebagai sajian favorit yang tak lekang oleh waktu," katanya.
RI Kecam Serangan Israel ke Qatar, Tagih Tindakan Dewan Keamanan PBB |
![]() |
---|
Dubes Thailand untuk Indonesia Praphan Disyatat: Kuliner Jadi Jembatan Budaya Indonesia–Thailand |
![]() |
---|
Dari Tumpeng hingga Papeda, Inilah Kuliner Nusantara yang Lahir dari Alam Indonesia |
![]() |
---|
JF3 Food Festival 2025 Suguhkan Citarasa Nusantara Selama 45 Hari di La Piazza |
![]() |
---|
Ledre Laweyan Legendaris Khas Kota Solo Sejak 1984, Wisata Kuliner yang Bisa Jadi Pilihan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.