Senin, 29 September 2025

Adaptasi Nasi Kebuli di Indonesia, Perpaduan Cita Rasa Timur Tengah dan Lokal

Sajiannya identik dengan paduan nasi berbumbu rempah khas, serta daging kambing atau ayam yang dimasak hingga empuk. 

Instagram
NASI KEBULI - Nasi kebuli di Indonesia, dikatakan oleh penulis kuliner internasional, Jessica Lancoski, mengalami adaptasi yang cukup signifikan. Rasanya disesuaikan selera orang Indonesia yang cenderung menyukai gurih dan pedas. 

Adaptasi Nasi Kebuli di Indonesia, Perpaduan Rasa Timur Tengah dan Lidah Lokal

Willem Jonata/Tribunnews.com

TRIBUNNEWS.COM – Nasi kebuli merupakan salah satu kuliner khas Timur Tengah, yang sangat populer di Indonesia.

Sajiannya identik dengan paduan nasi berbumbu rempah khas, serta daging kambing atau ayam yang dimasak hingga empuk. 

Umumnya disajikan saat momen spesial seperti Idul Adha atau acara keluarga besar.

Penulis kuliner internasional, Jessica Lancoski, mengatakan nasi kebuli mengalami adaptasi yang cukup signifikan, karena mengalami proses akulturasi rasa sehingga bisa diterima dengan baik oleh lidah masyarakat Indonesia.

“Hidangan ini menyatukan kekayaan rasa dari Timur Tengah dengan karakter lokal. Aromanya dalam, bumbunya kaya, tapi bisa sangat fleksibel untuk diadaptasi,” tulis Jessica dalam laman pribadinya.

Seiring berkembangnya selera dan inovasi kuliner, nasi kebuli mulai mendapat tempat di hati masyarakat, khususnya mereka yang menyukai cita rasa gurih dan pedas.

Sekarang banyak restoran atau tempat makan yang menjadikan nasi kebuli sebagai andalan. Tidak perlu menunggu momen tertertu untuk menyantapnya.

Rifqie Farhat, merupakan salah satu yang menggeluti usaha kuliner dengan nasi kebuli sebagai andalan. Nama usahanya Kebuli Yaman.

Diakuinya dulu tidak suka nasi kebuli karena rasanya terlalu kuat. Makanya, ia menciptakan versi baru nasi kebuli yang tetap otentik, namun lebih ramah di lidah.

Ia mengurangi intensitas rempah, tanpa kehilangan keaslian rasa. Dan rasa gurih dan pedas juga tetap dipertahankan.

Sementara penggunaan beras basmati rendah glukosa dan metode masak bebas minyak menjadi nilai tambah yang mendukung gaya hidup sehat.

“Orang Indonesia itu suka rasa yang gurih dan pedas, jadi kami ubah komposisi rempah tanpa menghilangkan esensi Timur Tengah-nya," kata Rifqie.

Menurut dia, lewat pendekatan tersebut, nasi kebuli kini tak sekadar hidangan khas Timur Tengah, tapi juga menjadi simbol keberagaman rasa yang menyatukan lidah lintas budaya.

"Dari meja makan khas Arab hingga dapur-dapur di Indonesia, nasi kebuli terus berkembang sebagai sajian favorit yang tak lekang oleh waktu," katanya.

 

 
 
 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan