UNESCO Tetapkan Kaldera Toba Sebagai Geopark Global Baru, Ini 4 Geopark Lain yang Ada di Indonesia
Geopark lain yakni Geopark Batur, Geopark Ciletuh, Geopark Gunung Sewu, dan Geopark Rinjani Lombok
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM - Geopark Kaldera Toba berhasil masuk daftar UNESCO setelah melalui tahap akhir penilaian pada pertemuan Global Geoparks Council yang diselenggarakan back-to-back dengan Asia Pacific Global Geopark Symposium ke VI di Lombok, Indonesia pada tanggal 3 Agustus -2 September 2019.
Dewan Eksekutif United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization ( UNESCO) menyepakati Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark pada Sidang ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO di Paris, Selasa (07/07/2020).
Baca: Tur Virtual Menjelajahi Gunung Tambora, Geopark yang Punya Cerita Unik
Duta Besar Indonesia untuk Prancis merangkap Andorra, Monako dan UNESCO, Arrmanatha Nasir mengungkapkan anggota dewan Eksekutif menetapkan 16 UNESCO Global Geopark baru, termasuk Kaldera Toba.
“Melalui penetapan ini, Indonesia dapat mengembangkan geopark Kaldera Toba melalui jaringan Global Geoparks Network dan Asia Pacific Geoparks Network khususnya dalam kaitan pemberdayaan masyarakat lokal," ujar Dubes RI dalam keterangannya, Selasa (7/7/2020).
Kementerian Luar Negeri RI dalam instagramnya mengungkapkan selain Kaldera Toba, Indonesia telah memiliki 4 situs Global Geopark lainnya, Geopark Batur, Geopark Ciletuh, Geopark Gunung Sewu, dan Geopark Rinjani Lombok. Berikut informasinya:
Geopark Batur, Bali
Batur UNESCO Global Geopark terletak di timur laut Bali yang merupakan tujuan wisata internasional paling populer di Indonesia.
Dilansir dari website UNESCO, Geopark ini mencakup area 370,5 km2, pada ketinggian 920-2152 Mdpl, dinding kaldera luar mengelilingi dinding kaldera bagian dalam mencakup Gunung dan Danau Batur.
Sebagian besar Taman Wisata Alam Gunung Batur dan Bukit Payang adalah kawasan hutan lindung yang termasuk dalam kawasan Geopark Global UNESCO. Keunikan geologi daerah asal vulkanik, flora dan fauna endemik, dan budaya asli yang dimotivasi oleh agama Hindu Bali adalah kombinasi sempurna dari berbagai warisan Bumi.
Geopark Rinjani, Lombok NTT
Rinjani-Lombok UNESCO Global Geopark adalah bagian dari wilayah Provinsi NTB yang memiliki keragaman geologi, keragaman hayati, dan keragaman budaya yang bernilai internasional dan telah diakui sebagai Taman Bumi dunia UNESCO (UNESCO Global Geopark).
Dilansir dari situs UNESCO, Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat ditetapkan menjadi geopark dunia pada sidang Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (Unesco) pada 12 April 2018, di Paris.
Gunung Rinjani, masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Kawasan ini mencakup empat wilayah di Pulau Lombok, mulai dari Kabupaten Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Kabupaten Lombok Timur.
Salah satu pesona unggulan TNGR, adalah Danau Segara Anak yang berada pada ketinggian 2.010 meter dari permukaan laut. Danau Segara Anak berada di sebagian Gunung Rinjani yang tingginya mencapai 3.726 meter dari permukaan laut.
Geopark Cileuteuh, Jawa Barat
Ciletuh - Palabuhanratu UNESCO Global Geopark terletak di pulau Jawa, di sebelah barat Kabupaten Sukabumi Indonesia.
Dilansir dari situ UNESCO, Geopark ini terletak di perbatasan zona aktif tektonik: zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia, yang terus menyatu pada 4 mm / tahun.
Daerah ini ditandai oleh keanekaragaman geologi langka yang dapat diklasifikasikan menjadi tiga zona: zona subduksi batuan terangkat, lanskap Dataran Tinggi Jampang dan pergeseran zona magmatik kuno dan evolusi busur muka.
Bukti untuk proses subduksi yang serupa yang terjadi selama zaman Kapur (145-66 juta tahun lalu) ditemukan di daerah Ciletuh dalam bentuk formasi batuan yang disimpan dalam parit subduksi yang dalam.
Formasi batuan ini terdiri dari ophiolite, metamorf, batuan sedimen dalam, dan kompleks mélange dan dikenal sebagai formasi batuan tertua di permukaan Jawa Barat. Di Oligosen-Miosen Awal (sekitar 23 hingga 15 juta tahun yang lalu), daerah tersebut mengalami peningkatan dan membentuk Dataran Tinggi Jampang.
Proses tektonik selama Miosen-Pliosen (5-8 juta tahun yang lalu) menyebabkan keruntuhan gravitasi bagian dari Formasi Jampang, membentuk morfologi amfiteater alami berbentuk sepatu kuda terbesar di Indonesia dan serangkaian air terjun.
Daerah ini juga dapat digambarkan sebagai 'tanah pertama Pulau Jawa bagian barat'. Proses pelapukan dan abrasi mempengaruhi beberapa formasi batuan dan menghasilkan formasi unik batuan berbentuk hewan.
Sejak Pleistocene (2,5 juta tahun yang lalu hingga baru-baru ini), aktivitas gunung berapi telah bergeser ke utara, menghasilkan sumber mata air panas, air mancur panas, dan panas bumi di wilayah utara.
Geopark Gunung Sewu, Jawa Timur
Terletak di Pegunungan Selatan Jawa Timur, Gunung Sewu UNESCO Global Geopark memanjang timur-barat sepanjang 120 kilometer.
Zona depresi yang ditempati oleh gunung berapi aktif Merapi dan Lawu membatasi bagian utara, sedangkan selatan berbatasan dengan Samudera Hindia.
Daerah itu, pada ketinggian antara 5 m dan 700 mdpl, memiliki jajaran gunung batu Paleogen Atas dan ribuan bukit batu kapur yang lebih muda.
Dilansir dari website UNESCO, Gunung Sewu UNESCO Global Geopark adalah lanskap karst tropis klasik di bagian tengah selatan Pulau Jawa yang terkenal di dunia, dan didominasi oleh batu kapur.
Batu kapur tersebut berumur Neogen dan terdiri dari facies klastik berkapur-tufa (formasi Oyo dan Kepek) serta fasies terumbu (formasi Wonosari). Batuan Oligosen Akhir hingga Miosen Awal sedimen asal vulkanik, vulkanik, dan laut mendasari batuan kapur ini. Endapan sungai dan danau kuarter mewakili unit termuda.
Baca: Kaldera Toba Masuk Dalam 16 UNESCO Global Geopark Baru
Masih ada aktivitas tektonik di wilayah ini karena Gunung Sewu terletak di depan zona subduksi aktif antara Samudra Hindia, Australia, dan lempeng Eurasia.
Peningkatan secara aktif terjadi sejak 1,8 juta tahun dan menghasilkan teras sungai yang sangat terlihat di lembah kering Sadeng serta teras pantai di sepanjang pantai selatan Global Geopark UNESCO.