Dawet Jabung, Kuliner Laris Khas Ponorogo yang Bertahan Selama Tiga Generasi
Dawet Jabung sebelumnya dirintis oleh keluarga Bu Aminah, kemudian dilanjutkan oleh anaknya Sumini. Sekarang cucunya Muntamah.
Laporan Wartawan Surya, Dodo Hawe
TRIBUNNEWS.COM - PONOROGO - Ponorogo dikenal kaya wisata kuliner khas. Satu di antara sekian banyak yang jadi buruan pencinta kuliner adalah Dawet Jabung.
Disebut Dawet Jabung karena dirintis oleh warga di Desa Jabung, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo, sejak tahun 1960-an.
Desa Jabung terletak sekitar 10 kilometer dari Kota Ponorogo menuju arah Pondok Modern Gontor.
Jika Anda mengunjungi Pondok Gontor pasti akan melewati kawasan banyak penjual dawet yang berada di sekitar perempatan lampu merah arah Jetis-Siman-Gontor-Ngabar.
Dawet Jabung sebelumnya dirintis oleh keluarga Bu Aminah, kemudian dilanjutkan oleh anaknya Sumini. Sekarang cucunya Muntamah.
Namun, yang jualan dawet jabung bukan hanya keluarga Bu Sumini. Tetangganya juga mengais rezeki dari jualan dawet.
Warung Dawet Bu Sumini sendiri merupakan warung pertama kali yang dirintis Bu Aminah. Menurut pengamatan surya.co.id, sejak tahun 1970-an hingga sekarang, warung Dawet Sumini masih menempati lokasi yang sama.
Kala itu, kawasan warung dawet Jabung ini menjadi pangkalan dokar yang melayani transportasi ke arah Kota Ponorogo dan dari desa-desa disekitar Kecamatan Mlarak.
"Dari dulu sampai sekarang masih ramai dan rasanya tidak berubah," ujar Darwin, seorang pengunjung dari Nologaten, Kota Ponorogo kepada surya.co.id.
Di era tahun 1970-an, saat liburan Jumat, banyak para santri Pondok Gontor yang datang dan ngandok di warung dawet Jabung ini.
Maklum, biasanya pada saat libur para santri Gontor diperbolehkan keluar dan banyak yang naik dokar untuk pergi ke Kota Ponorogo.
Kini warung Sumini juga tetap ramai dikunjungi warga Ponorogo atau warga luar Ponorogo, apa lagi saat hari Sabtu-Minggu atau liburan sekolah.
Sayang, lokasi parkir warung Bu Sumini sempit. Pengendara roda empat terpaksa harus mencari tempat parkir di tempat agak jauh.
Satu porsi dawet Jabung dijual Rp 3 ribu per mangkok. Menu pendampingnya adalah gorengan yang dibanderol Rp 750 per biji.
Yang khas dari dawet jabung adalah cendol kecil warna cokelat dan gempol (berupa bulatan putih seperti bakso yang terbuat dari beras).
Kalau dulu pemanis dawet jabung menggunakan deresan air aren, sekarang menggunakan gula Jawa. Tapi, cita rasa dawet jabung masih tetap sama. Anda ingin mencoba?(*)