Senin, 29 September 2025

Travel Story

Menjalankan Ibadah Puasa di Hongkong: Cuaca Panas hingga Waktu Berpuasa yang Lebih Lama

Sebagai negara yang tak didominasi umat Muslim seperti Indonesia, makan dan minum sambil berjalan kaki biasa dilakukan oleh warga Hongkong.

KOMPAS.com / Wahyu Adityo Prodjo
Warga Hongkong berjalan kaki di pedestrian jalan daerah Causeway Bay, Hongkong, Minggu (19/6/2016) sore. Causeway Bay berada di daratan seberang area Kowloon, Tsim Tsa Tsui sekitar 20 menit dijangkau menggunakan Mass Transit Rail (MTR). 

Sebagai negara yang tak didominasi umat Muslim seperti Indonesia, makan dan minum sambil berjalan kaki biasa dilakukan oleh warga Hongkong.

Meskipun demikian, Hongkong juga menjadi tempat pertemuan antara budaya barat dan timur. 

Di Hongkong juga dihuni oleh warga dari negara-negara Asia Selatan seperti Pakistan, Bangladesh, India, dan juga tentunya Indonesia sebagai penyumbang tenaga kerja.


KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO - Warga negara Indonesia berbuka puasa bersama di kantor Dompet Dhuafa cabang Hongkong di Causeway Bay, Hongkong, Minggu (17/6/2016). Warga negara Indonesia di Hongkong banyak menjadi pekerja di penjuru kota. 

Waktu imsak di Hongkong tiba pada pukul 04.14 waktu setempat.

Tak ada azan subuh yang biasa berkumandang mengingatkan umat Muslim untuk segera melakukan salat.

Sementara, waktu berbuka datang pada pukul 07.14 atau satu jam lebih lama jika dibandingkan di Indonesia.

Jangan harap ada makanan dan minuman seperti tempe, tahu, bakwan goreng atau kolak pisang hingga es campur pelepas dahaga yang bisa ditemui seperti di Indonesia jika berada di Hongkong.

Kecuali di tempat warga-warga Indonesia seperti di Causeway Bay. 

Rasa rindu makanan Indonesia dan berbuka bersama keluarga langsung menyergap jiwa begitu aplikasi smartphone yang saya instal mengingatkan waktu magrib telah datang.

Sekali waktu, saya pergi ke lembaga yang bergerak di bidang kemanusiaan, Dompet Dhuafa di Hongkong untuk berbuka bersama warga negara Indonesia yang tinggal di Hongkong.

Gorengan, es kolak, hingga sup ayam ditambah sambal serta krupuk bisa saya santap. Cukup untuk mengobati rasa kangen dengan Indonesia.

Manajer Operational Dompet Dhuafa di Hongkong, Arief Aditya mengatakan warga negara Indonesia yang berbuka di Dompet Dhuafa merupakan volunteer yang bergabung bersama Dompet Dhuafa.

Biasanya, setiap minggu, waktu libur WNI yang bekerja di Hongkong, menyempatkan untuk bergiat bersama dompet dhuafa.


KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO - Suasana transportasi Mass Transit Railway (MTR) Hongkong, Kamis (16/6/2016). Moda transportasi MTR menghubungkan daerah-daerah di Hongkong melalui jalur di atas permukaan laut hingga di bawah permukaan laut. 

"Mereka di sini membantu Dompet Dhuafa untuk membantu mengumpulkan zakat untuk disalurkan. Ada kegiatan-kegiatan lain juga," kata laki-laki yang pernah menjabat Ketua Lembaga Salam Universitas Indonesia itu. 

Tak hanya itu, saya juga menyempatkan untuk mencoba beribadah di Kowloon Mosque & Islamic Center di Nathan Road, Tsim Tsa Tsui, Hongkong.

Semua umat Muslim dari penjuru dunia berkumpul dalam naungan kubah masjid untuk menghadap Sang Pencipta.

Pengalaman berpuasa di negeri yang berminoritas Muslim ini mengasah kemampuan mengendalikan hawa nafsu.

Semua yang biasa dijumpai di Indonesia, harus sejenak dilupakan dan beradaptasi dengan budaya setempat yakni di Hongkong.

Kompas.com/Wahyu Adityo P

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan