Wisata Solo
Pasar Gede Hardjonagoro Solo yang Bersejarah Ini Pernah Jadi Korban Amuk Massa Megawati
Pasar Gede (Pasar Besar, Red) Hardjonagoro merupakan satu di antara simbol kearifan budaya Kota Solo, Jateng.
Misalnya, selain pernah rusak karena kena serangan Belanda pada tahun1947, Pasar Gede tidak luput pula terkena serangan amuk massa yang tidak bertanggung jawab.
Pada bulan Oktober 1999, karena waktu itu Ketua Umum DPP PDI-P,Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden Indonesia meski mendapat suara terbanyak dalam Pemilu 1999, Pasar Gede dibakar oleh massa.
Namun usaha renovasi dengan mempertahankan arsitektur asli bisa berjalan dengan cepat.
Dua tahun kemudian, pada penghujung tahun 2001, pasar selesai diperbaiki, dan bisa digunakan kembali.
Bahkan kala itu pasar yang baru tergolong canggih karena ikut pula memperhatikan keperluan para penyandang cacat dengan dibangunnya prasarana khusus bagi pengguna kursi roda.
Objek Wisata
Pasar Gede Hardjonagoro di Kota Solo merupakan satu di antara pasar tradisional yang menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara maupun domestik, alias menjadi objek wisata.
Termasuk, wisata kuliner.
Pantauan terkini, bangunan pasar tersebut saat ini masih sama dengan bentuk yang didesain Arsitek Belanda, Thomas Karsten.
Terdapat dua bangunan yang terpisah oleh jalan raya, yakni bangunan sisi timur dan sisi barat.
Di depan kedua bangunan tersebut terdapat tugu yang juga berfungsi sebagai jam.
Pasar Gede sisi timur terdiri dari 525 los pedagang dan 108 kios yang dibagi menjadi beberapa blok berdasarkan jenis komoditas, yakni sayur dan buah, aksesoris, daging, dan kuliner.
Sedangkan Pasar Gede sisi barat terdapat 126 kios yang dikhususkan untuk pasar buah di lantai dasar, dan pusat kuliner di lantai atas.
Sebagian kuliner khas di Pasar Gede, antara lain, Dawet Telasih Bu Dermi, cabuk rambak, brambang asem, lenjongan, maupun oleh-oleh semisal keripik ceker dan keripik paru. (*)