Minggu, 5 Oktober 2025

Wisata Yogyakarta

Ini Dia Empat Bakso Paling Joss di Jogja, Termasuk Bakso Klenger, Pentolnya Terbesar di Dunia

Inilah empat bakso paling jadi idola di Jogja, salah satu Bakso Klenger yang pentolnya terbesar di dunia.

TRIBUN JOGJA/ HAMIM THOHARI
Jika berkunjung ke outlet bakso yang berada di jalan Wahid Hasyim no. 296 Nologaten, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta anda tidak usah kaget dengan ukuran bakso yang tak lazim. 

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Bakso, seakan tidak ada habisnya membicarakan makanan yang satu ini. Menjadi salah satu kuliner paling terkenal dan digemari.

Maka tak heran hampir di semua wilayah Indonesia terdapat penjual panganan berbahan dasar dari daging sapi ini.

Di Yogyakarta pun banyak penjual bakso, beberapa diantaranya cukup terkenal dan layak anda datangi. Dan berikut ini adalah empat bakso yang wajib dicoba di Yogyakarta.

1. Bakso Pak Jam Dusun Ironayan

Lokasinya berada di tengah perkampungan dan cukup jauh dari pusat kota Yogyakarta, tetapi tidak membuat warung bakso satu ini sepi dari pengunjung.

Adalah warung bakso Pak Jam yang berada di dusun Ironayan, Kelurahan Baturetno, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Rasa bakso yang spesial adalah alasan mengapa tempat makan “mblusuk” ini selalu didatangi pelanggannya.


Bakso Pak Jam

Sesuai dengan namannya, warung bakso tersebut adalah milik Pak Jam. Pria yang memiliki nama lengkap Jamhari tersebut mulai berjualan bakso sejak tahun 1983.

“Pertama kali berjualan dulu dengan cara keliling menggunakan gerobak di beberapa daerah kecamatan Banguntapan ini,” ujar Jamhari menceritakan.

Setelah sekitar lima tahun berjualan dengan cara keliling, akhirnya Jamhari membuka warung bakso sederhana dengan menggunakan tenda di halaman rumahnya.

Hingga kini menempati bangunan permanan yang mampu menampung puluhan orang.

Diungkapkanya, kualitas bakso setelah dia berjualan warung lebih baik daripada saat berkeliling. Jika saat berkeliling bakso yang dibuatnya banyak campuran, setelah membuka warung, bakso yang dibuatnya hanya terbuat dari daging sapi.

Hal ini yang membuat rasa bakso racikan Jamhari begitu spesial. Ketika memesan seporsi bakso komplit di warung yang mulai melayani pembeli setiap jam 10.00 pagi tersebut anda akan memperolah semangkuk bakso yang berisikan mi kuning, potongan tahu goreng, bakso goreng, dan empat buah bakso.

Saat mencicipi baksonya, teksturnya kenyal dibagian luar dan pada bagian dalamnya begitu lembut.

Selain itu rasa bakso yang berukuran tidak terlalu besar ini juga sangat gurih. Kuah baksonya, cukup bening dengan rasa yang gurih dan segar.

Citarasa bakso tersebut akan semakin mantap jika ditambah dengan sambal yang disediakan di setiap mejanya.

"Sambalnya pun cukup spesial. Jika di kebanyakan warung bakso sambalnya terbuat dari cabai yang direbus lalu dihaluskan, di sini sebelum digiling cabainya kami goreng, dan setelah itu kami goreng lagi," ujar Jamhari.

Dengan dua kali penggorengan tersebut membuat sambal di warung bakso tersebut lebih gurih dan semakin membuat seporsi baksonya makin nendang. Meskipun telah sangat terkenal, harga seporsi baksonya masih terjangkau, hanya Rp.11 ribu.

2. Bakso Paru Pak Kintel

Berada di jalan Jenderal Sudirman 57, atau tepatnya di seberang jalan (utara) restoran capat saji McDonald, bakso Pak Kintel menjadi salah satu bakso legendaris di Yogyakarta karena mulai dirintis oleh Trisno Wiyadi atau yang banyak dikenal dengan nama Pak Kintel sejak awal 80-an.

"Dulu bapak pertama kali berjualan bakso dengan cara keliling di kawasan Nol Kilometer Yogyakarta dan sering mangkal di sekitar Kantor Pos Besar. Kemudian pada tahun 1984 membuka warung di sini," ujar Subiyantoro, anak Pak Kintel yang turut berjualan bakso.


Bakso Paru Pak Kintel

Setiap harinya warung bakso sederhana tersebut selalu ramai oleh pelanggan. Bakso Pak Kintel memang sedikit berbeda dengan kabanyakan bakso lainnya sehingga pelanggan selalu kembali makan bakso di sana. Keistimewaan bakso yang satu ini adalah adanya potongan paru sapi dalam setiap porsinya.

Selain potongan paru, seperti bakso pada umumnya, semangkuk bakso Pak Kintel berisikan mie kuning, bihun, sawi, beberapa butir bakso daging sapi, tahu, taburan daun sledri, dan bawang goreng, kemudian disiram dengan kuah.

Bakso yang diproduksi sendiri tersebut rasanya gurih dengan tekstur yang lembut. Tambahan paru goreng yang rasanya gurih manambah variasi rasa bakso.

Kuah bakso Pak Kintel terlihat bening, tetapi rasa kaldunya cukup kuat dan mantap. Tambahan sambal dan kecap, membuat rasanya semakin nendang.

3. Bakso Klenger Ratusari

Di Yogyakarta, terdapat sebuah tempat makan yang menyajikan bakso yang berbeda dengan bakso kebanyakan.

Jika berkunjung ke outlet bakso yang berada di jalan Wahid Hasyim no. 296 Nologaten, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta anda tidak usah kaget dengan ukuran bakso yang tak lazim.


Ini dia, bakso berukuran super besar.

Di outlet bakso yang bernama Bakso Ratusari tersebut menyajikan varian bakso dengan ukuran super besar. Bakso dengan berat mulai dari 250 gram hingga 5 kilogram dapat anda temukan di sana.

Dengan berat tersebut, menjadikan ukuran baksonya super besar bahkan besarnya ada yang sama ukuran kepala orang dewasa. Adalah Achmad Fardiansyah Taufik, yang memiliki ide berjualan bakso dengan ukuran super ini.

Karena ukurannya yang sangat besar, banyak dari pelanggan Bakso Ratusari seperti klenger setelah menikmatinya, maka bakso di sini dikenal dengan nama Bakso Klenger.

Bakso klenger ini tidak hanya terbuat dari daging sapi, tetapi di dalam bakso terdapat potongan tetelan dan juga telur ayam. Tidak hanya mengandalkan ukuran, baksonya pun lembut dengan rasa yang gurih, serta dagingnya pun begitu terasa.

4. Bakso Kuning Gading

Bernama Kuning Gading, warung bakso yang beralamat di Jalan Abu Bakar Ali No.2A ini menjadi salah satu yang cukup terkenal di Yogyakarta.

Adalah Abidin (57) pria asli Muntilan yang merintis warung bakso tersebut sejak tahun 1981. "Awalnya saya berjualan bakso dengan cara berkeliling wilayah Kotabaru dengan menggunakan gerobak," ujarnya.

“Sejak awal, saya memang berjualan bakso yang berbeda dengan bakso lainnya. Jadi dalam seporsi bakso kami tambahkan potongan babat sapi dan suiran daging ayam,” ujar Abidin.

Setiap pelanggan yang memesan seporsi bakso komplit akan mendapati semangkok bakso yang berisikan mi kuning, irisan tahu, bakso goreng, tiga butir bakso berukuran sedang, serta suiran daging ayam ataupun potongan babat sapi.


Jika anda seorang penggemar bakso, dan tinggal atau sedang berada di Yogyakarta, sebaiknya jangan melewatkan warung bakso Kuning Gading ini.

Demi mendapatkan rasa yang berkualitas baksonya dibuat dari bahan yang didominasi daging sapi. Dalam setiap mangkoknya terdapat bakso halus dan urat. Rasa daging benar-benar terasa saat mencicipi tiap butirnya. Belum lagi kuahnya yang gurih namun bening dan ringan, sangat memanjakan lidah.

Tambahan suiran daging ayam dan babat, membuat citarasa bakso racikan Abidin tersebut semakin kaya, dan sensasinya tidak ada di warung bakso lainnya. Baik suiran ayam maupun babatnya jumlahnya juga benyak sehingga membuat siapa saja yang menikmatinya dijamin puas.

Satu porsi bakso Kuning Gading ukurannya lebih besar dibanding dengan bakso kebanyakan. “Mangkuk yang saya gunakan bukan mangkuk yang ada di warung bakso kebanyakan , melainkan mangkuk putih polos dengan ukuran yang lebih besar, agar pembeli nyaman dan puas saat menyantapnya,” terang Abidin.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved