Wisata Sumut
Jelajah ke Pusuk Buhit, Gunung yang Disakralkan Masyarakat Batak
Dalam kepercayaan mereka “Si Raja Batak di turunkan ke bumi pertama kali dari kahyangan oleh Mulajadi Nabolon di kaki gunung Buhit.
Laporan Wartawan Tribun Medan, Silfa Humairah
TRIBUNNEWS.COM, SAMOSIR - Masih bingung kemana liburan akhir tahun? Trip Sohib Nature punya referensi ke objek wisata Pusuk Buhit, yang berada di Toba Samosir, Pargururan, Pulau Samosir.
Selain menantang, tempat ini juga kaya akan sejarah dan budaya serta keindahan alam yang memukau untuk mencapainya.
Tour trip wisata Pusuk Buhit digelar pada Kamis (24/12) hingga Sabtu (26/12) dan Sohib Nature hanya membawa peserta terbatas.

Jelajah Puhut Busik. (Tribun Medan/Silfa)
Pusuk Buhit merupakan gunung yang disakralkan oleh masyarakat batak.
Dalam kepercayaan mereka “Si Raja Batak di turunkan ke bumi pertama kali dari kahyangan oleh Mulajadi Nabolon di kaki gunung tersebut, yang dikenal dengan Desa Sianjur Mula-mula”.
Gunung Pusuk Buhit, sering dijadikan sebagai tempat berdoa bagi masyarakat sekitar, bahkan di wisatawan luar Pulau Sumatera hingga negeri juga tertarik untuk melakukan upacara ritual.
Namun walaupun tempatnya magis, tersembunyi keindahan kawasan geopark Toba yang begitu memukau.
Lereng-lereng perbukitan yang merupakan bebatuan gunung api yang terangkat ke atas (cincin api kompas).
Serta panorama alam Danau Toba akan juga memanjakan wisatawan saat melakukan perjalanan pendakian.
Tim trip Sohib Nature, Darmawan Sahputra, menuturkan, ada dua jalur menuju Puncak Gunung Pusuk Buhit, yang pertama dari Desa Limbong serta jalur yang kedua melalui desa Aek Rangat.
Dari Desa Limbong, anda akan melalui jalanan berliku panjang dan menanjak.
Jalanan pun sudah beraspal, sehingga roda dua ataupun roda empat dapat berada sedekat mungkin ke titik pendakian menuju ke Puncak.
Sedangkan Jalur kedua melalui Desa Aek Rangat, anda akan berjalan melalui padang savana serta ilalang yang tumbuh memenuhi perbukitan.
Sesekali akan menjumpai pohon pinus di sekitar savanna yang begitu luas.
Bagi para pencinta petualangan, jalur ini sangat tepat.
Selain panorama alam yang danau toba yang terlihat begitu luas, kepuasan dari pencapaian titik puncak akan lebih terasa.
Dengan konsekuensi, persedian air harus memadai, karena tidak banyak sumber air di lokasi ini.
Titik air berada di Cawan Naibaho atau cawan paling atas di Desa Aek Rangat.
Cawan ini merupakan tempat persembahan masyarakat lokal.
Juga merupakan wujud terima kasih kepada leluhur karena telah memberikan pasokan air kepada penduduk yang tinggal di kaki gunung pusuk buhit.
Tak heran jika banyak pipa air di sekitar lokasi.
Itu sebabnya, bagi para pendaki harus menjaga kebersihan air dan tidak boleh mencemari air disekitar cawan karena air tersebut menjadi sumber kebutuhan masyarakat lokal.
"Bagi anda yang penasaran dengan keindahannya, silahkan rasakan sendiri suasana pendakian menuju puncak gunung yang sakral ini," ujar Darmawan Sahputra.
Ia menuturkan agar wisatawan dapat memilih jalur sesuai karakter dan kemampuan.
"Dan yang tak kalah penting, jaga sikap, dan tata krama kebudayaan lokal di sana," katanya.
Menurutnya, gunung bukan untuk ditakhlukan, melainkan untuk dicintai dan juga proses untuk belajar serta menempa diri kita menjadi pribadi yang lebih baik.