Wisata Kalsel
Berburu Durian di Banjar, Kalimantan Selatan, dan Tradisi Lokal yang Unik Setelah Menyantap Buah Ini
Durian-durian ini merupakan hasil hutan di Kabupaten Banjar seperti Desa Mandiangin, Karang Intan, Pengaron, Biih dan Sungai Alang.
Tradisinya yaitu usai memakan durian kita harus meminum air putih yang ditumpahkan ke ceruk kulit duriannya.
Sebelum diminum airnya harus diaduk-aduk dengan jari kita hingga agak sedikit keruh.
Meminumnya pun harus langsung memakai kulit duriannya sebagai gelasnya, tidak boleh memakai media lain seperti gelas atau mangkuk.
Hal ini diyakini bagus untuk kesehatan karena durian mengandung kolesterol dan zat tertentu yang bisa membuat badan panas atau tekanan darah tinggi naik.
Jadi, fungsi air tersebut adalah untuk meredakan peningkatan kolesterol, tekanan darah tinggi dan suhu badan.
Mila pun sangat meyakini hal itu.
"Biasanya saya minum air itu terus usai makan durian. Kalau tidak, tenggorokan terasa sakit," jelasnya.
Temannya, Ayu, juga demikian.
Usai makan durian, jika tidak meminum air itu badannya akan terasa tak enak.
"Badan saya panas biasanya, rasanya tak enak. Tetapi kalau diminumi air itu jadi dingin, reda panasnya," katanya sambil memakan duriannya.
Pembeli lainnya, Firdaus, juga kerap melakukan tradisi itu usai memakan durian kendati tak ada pengaruh apa pun di badannya.
"Kalau saya tak masalah jika tidak meminum airnya. Walau begitu, tiap kali usai makan durian saya selalu meminumnya. Itu memang sudah adat dan keyakinannya orang Banjar seperti itu, biasa diajarkan para orangtua kami agar badan sehat," paparnya.
Para penjualnya biasanya berjualan tiap hari sejak pukul 08.00 Wita hingga malam.
Lokasi ini tak sulit dicari.
Jika Anda dari Martapura, jalan saja ke arah tugu perempatan Banjarbaru, dekat kampus Universitas Lambung Mangkurat, ambil jalan ke kiri masuk ke Jalan PM Noor.