Minggu, 5 Oktober 2025

Wisata Jabar

Permainan Calo Angkutan yang Mencegat Para Pendaki Gunung Papandayan dan Sangat Menyebalkan

Anda mau mendaki Gunung Papandayan dan menuju ke sana naik angkutan umum? Hati-hati! Anda bisa jadi permainan calo-calo angkutan.

Akira Maulana/ Tribuner
Asap di Kawah Gunung Papandayan. 

TRIBUNNEWS.COM - Berkunjung ke lokasi wisata tidak dapat dilepaskan dari penduduk sekitar yang memanfaatkan kehadiran para wisatawan untuk mengais rezeki.

Kalau caranya baik-baik sih tak masalah, tapi hati-hatilah dengan banyaknya permainan curang yang amat merugikan wisatawan.

Gunung Papandayan contohnya. Untuk memasuki kawasan tersebut, wisatawan harus berhadapan dengan calo transportasi hingga ‘bagi-bagi’ jatah angkut rombongan.

Dimulai dari titik penjemputan di Terminal Guntur. Sedari turun dari bis, merupakan suatu pemandangan lumrah ketika penumpang dihampiri orang yang bertanya mengenai tujuan anda serta menawarkan jasa transportasi.

Adalah Dewa (28), lelaki asal Bandung yang merupakan penyedia jasa travel bagi wisatawan yang ingin mendaki dan berkemah di gunung Papandayan.


Pesona Gunung Papandayan

Ia mengaku harus berhadapan dengan penduduk sekitar terkait penyediaan jasa transportasi.

Di terminal Guntur, Dewa menunggu rombongan tiba dengan sebuah mobil bak sebagai sarana transportasi menuju gunung Papandayan.

Tak berselang lama rombongan yang akan diangkutnya tiba di terminal, Dewa dihampiri oleh para penduduk sekitar yang melarangnya menggunakan kendaraan lain selain angkot.

Setelah negosiasi yang alot, Dewa akhirnya mengalah dan memberangkatkan rombongan menggunakan angkot.

Bagi Jatah

Selama kurang lebih 1 jam menyusuri jalan menuju Papandayan, Dewa dan rombongan yang dia bawa berhenti di salah satu pertigaan Jl Bayongbong, Kabupaten Garut.

Rombongan diminta turun dari angkot dan melanjutkan perjalanan menggunakan mobil bak yang sudah disediakan oleh penduduk sekitar.

Melihat rombongan akan berangkat menggunakan mobil bak, dua pemuda membawa tas keril menghampiri Dewa, iaminta izin untuk bergabung bersama rombongan, alasannya karena tujuan yang sama.

Dewa menyetujui permohonan pemuda tersebut, namun salah seorang penduduk melarangnya karena mereka merupakan ‘jatah’ tukang ojek.

“Gak bisa harus naik ojek, di sini udah ada organisasinya, gak boleh ngambil jatah penumpang” ucap salah satu penduduk.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved