Wisata Kalsel
Apa Rasanya Melompat dari Atas Jembatan Barito? Mereka Bilang Sensasinya Seperti "Mati" Sesaat
Melompat dari ketinggian dan nyawa seperti hilang sesaat menjadi sensasi tersendiri saat terjun dari atas Jembatan Barito.
Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Yayu Fathilal
TRIBUNNEWS.COM, BARITOKUALA - Melompat dari ketinggian dan nyawa seperti hilang sesaat menjadi sensasi tersendiri saat terjun dari atas Jembatan Barito.
Jembatan yang terletak di Kecamatan Alalak, Kabupaten Baritokuala, Kalimantan Selatan ini memiliki ketinggian sekitar 25 meter di atas permukaan Sungai Barito yang membentang di bawahnya.
Sejumlah mahasiswa yang bergabung di Ikatan Mahasiswa Pecinta Alam, Seni dan Budaya (Impas-B) FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin belum lama ini menggelar Bridge Jumping di jembatan tersebut.

Mereka yang "hobi" mengikuti bridge jumping kebanyakan warga umum dari berbagai daerah di Kalimantan Selatan. (Banjarmasin Post/Yayu)
Mereka yang tertarik ikut merasakan sensasi hilang nyawa sesaat saat melompat itu adalah warga umum dari berbagai daerah di Kalimantan Selatan.
Untuk mengikuti kegiatan ini, mereka diwajibkan membayar Rp 100.000 per orang ke panitianya, yaitu Impas-B.
Peralatan yang digunakan berupa perkakas panjat tebing yang mereka miliki seperti tali, dan sebagainya.
Disebut bridge jumping, karena yang melompat akan terjun dari besi-besi kerangka yang ada di bawah jembatan, bukan dari atas jembatannya.
Setelah melompat, mereka akan berayun-ayun di atas air sungai selama beberapa menit sebelum naik ke atas untuk menyudahi bridge jumping itu.
Para pelompat sebelum terjun dipasangi alat-alat pengaman dulu seperti tali, helm dan sabuk.

Bersiap melompat. (Banjarmasin Post/Yayu)
Dari atas tampak mudah saja, namun setelah dilakukan ternyata sensasinya sangat jauh berbeda.
Rasanya nyawa seperti hilang untuk beberapa detik.
"Rasanya seru. Pas melompat rasanya nyawa saya seperti hilang selama beberapa detik. Setelah talinya sempurna menggantung dan saya sudah ada di atas air, baru sadar kalau ternyata saya masih hidup," komentar seorang peserta bridge jumping, Syahrial.
Pengalaman ini baru pertama dialami pria asal Yogyakarta tersebut.
Dia mengaku tertantang saat diajak teman-temannya mengikuti acara ini.
Kali pertama dia mengetahui bahwa di jembatan ini bisa untuk bridge jumping adalah saat menyaksikan sebuah tayangan program jalan-jalan dan penjelajahan alam di salah satu stasiun televisi swasta nasional.

Sensasi berayun-ayun di bawah Jembatan Barito. (Banjarmasin Post/Yayu)
"Saat itu saya menontonnya. Saya pikir asyik juga. Sejak itu saya ingin sekali merasakan melompat dan berayun-ayun di Jembatan Barito," terangnya.
Ketua Umum Impas-B, Halikin Noor juga turut merasakan sensasi ini.
Merasakan kehilangan nyawa selama beberapa detik saat melompat menurutnya sangat luar biasa.
Dibutuhkan keberanian tinggi untuk melakukan kegiatan yang memacu adrenalin ini.
"Tapi pas sudah menggantung dan bisa menyelupkan kaki di atas air rasanya seru banget. Bisa berayun-ayun gitu. Asyik banget kok," komentarnya.
Kegiatan ini sudah pernah beberapa kali mereka lakukan walau tak rutin.
Untuk menggelar kegiatan ini, mereka harus mengantongi izin keramaian dulu dari kantor polisi terdekat.
"Nggak boleh sembarangan kok kalau mau bridge jumping ini. Harus izin ke kantor polisi soalnya terkait keamanan. Apalagi ini bisa dikatakan kegiatan menantang yang cukup berbahaya, benar-benar memacu adrenalin. Peralatan melompat juga harus memadai dan aman," bebernya. (Yayu Fathilal)