Selasa, 7 Oktober 2025

Wisata Jatim

Gelar Ritual Agar Sawah Subur, Puluhan Orang Malah Kesurupan Jadi 'Kerbau!'

Puluhan orang di Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, kerasukan menjadi "kerbau" pada tradisi Keboan yang digelar Minggu (18/10/2015).

Kompas.com/ Ira Rachmawati
Tradisi Keboan di Banyuwangi, Jawa Timur. 

TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Puluhan orang di Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, kerasukan menjadi "kerbau" pada tradisi Keboan yang digelar Minggu (18/10/2015).

Acara tersebut merupakan ritual adat masyarakat untuk memohon agar sawah subur dan hasil pertanian melimpah ruah.

Kebo atau dalam Bahasa Indonesia berarti kerbau merupakan simbol dari pertanian yang dimanfaatkan petani mulai dari musim tanam hingga panen.

Ritual ini diawali dengan selamatan desa dan setelah berdoa bersama, satu per satu laki-laki akan kerasukan dan bertingkah layaknya kerbau.

Mereka akan berkubang di lumpur yang dibuat di setiap penjuru desa.

Setiap keluarga mendampingi dengan membawa ember berisi air bersih untuk mengusap wajah mereka yang kerasukan agar tidak tersedak lumpur yang masuk ke mulut dan hidung.

"Jadi kalau ada keluarganya yang kerasukan maka keluarga lainnya bawa ember isi air. Kalau berkubang langsung disiram air bersih agar lumpurnya tidak masuk ke mulut dan hidung," jelas Sigit Purnomo, Kepala Desa Aliyan kepada, Minggu (18/10/2015).

Selain itu, keluarga juga mengendalikan mereka yang kerasukan agar tidak membahayakan dirinya sendiri seperi menabrak pohon atau terlalu lama memasukkan kepala ke dalam kubangan.

Warga yang kerasukan tidak bisa mengelak karena dipilih langsung oleh roh gaib. Bahkan kerasukan bisa juga dialami oleh masyarakat lain desa atau pengunjung yang menyaksikan ritual tersebut.

Setelah itu, puluhan warga yang kerasukan kerbau tersebut digiring ke satu lahan sawah dan dibiarkan berkubang cukup lama didampingi oleh keluarga. Lalu mereka berkeliling di jalan kampung.

Mereka sempat berhenti di Balai Desa untuk mendapatkan wewangian dari pawang.

Terakhir mereka kembali berkubang di tengah jalan desa sambil menyebar gabah beras.

Masyarakat berebut gabah tersebut dan mereka percaya jika diletakkan di sawah maka akan menghasilkan panen yang bagus.

Di Desa Aliyan sendiri ada dua dusun yang melakukan ritual keboan secara turun temurun yaitu Dusun Aliyan dan Dusun Sukodono.

Menurut legenda yang dipercaya oleh masyarakat Desa Aliyan, Buyut Wongso Kenongo, pendiri cikal bakal Desa Aliyan, sekitar abad 18 mendapatkan petunjuk untuk mengadakan ritual tolak bala.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved