Minggu, 5 Oktober 2025

Wisata Kalsel

Penasaran Santapan Enak-enak Khas Banjar? Datang Saja ke Pasar Terapung di Banjarmasin Ini

Penasaran dengan aneka kuliner khas orang Banjar? Datang saja ke Pasar Terapung Siring Menara Pandang di Banjarmasin.

Foto-foto: Banjarmasin Post/ Yayu Fathilal
Suasana aktivitas di Pasar Terapung Siring Menara Pandang, Jalan Kapten Pierre Tendean, Banjarmasin, di pagi hari. 

Penasaran dengan aneka kuliner khas orang Banjar? Datang saja ke Pasar Terapung Siring Menara Pandang di Banjarmasin.

TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Iin, seorang perempuan warga Banjarmasin, tampak duduk santai sembari menikmati sepiring lontong berlauk haruan masak habang di Siring Menara Pandang, Jalan Kapten Pierre Tendean, Banjarmasin.

Sesekali pandangannya tertuju ke sungai di depannya.

Banyak perahu hilir mudik di sungai itu mengangkut penumpang.

Sembari menyuap makanannya, dia menikmati semilir angin yang menerpa.

"Beli lontong seporsi cuma Rp 10.000, plus minum air mineral jadi Rp 11.000 totalnya," katanya.

Tak hanya dia yang seperti itu, namun masih banyak lagi pengunjung lainnya juga memanfaatkan suasana ini di akhir pekan.

Banyak juga yang membawa serta anak-anak mereka.

Anak-anak itu bisa dengan bebas bermain kendati siringnya di situ tak berpagar dan air sungainya dalam.

Ardi misalnya, tampak asyik tawar menawar dengan pedagang setempat.

Dia tampak heran melihat kue khas Banjar bernama cingkaruk yang dijual di sana.

Kue berbahan dasar kelapa dan terasa padat berwarna coklat itu dibelinya sebanyak beberapa buah.

"Baru lihat aja yang namanya cingkaruk seperti ini. Sudah jarang ditemui sekarang," katanya.

Pesona pasar terapung di Siring Menara Pandang Banjarmasin memang tak ada matinya.

Walau adanya hanya tiap Minggu pagi, namun para pedagangnya sudah mulai memadati kawasan itu sejak Sabtu sore.

Mereka adalah para pedagang di Pasar Terapung Lokbaintan, Kabupaten Banjar.

Jika di hari-hari biasa mereka berdagang di pasar terapung di desa mereka, maka tiap Sabtu siang mereka bertolak ke Banjarmasin menggunakan perahu atau jukung untuk berjualan di pasar terapung di siring ini.

Dari Sabtu sore hingga malam, mereka tak berjualan di atas air tetapi di atas dermaga pasar terapungnya.


Keramaian pengunjung di Pasar Terapung di kota Banjarmasin.

Mereka menginap di situ hingga besok siangnya usai selesai menggelar dagangan di pasar terapungnya, barulah mereka pulang.

Di Sabtu sore hingga malamnya itu, beragam kuliner khas Banjar mereka jajakan.

Ada jaring (jengkol) lengkap dengan saus cocolannya yang disebut tahi lala, putu mayang, laksa, cingkaruk, lontong, soto Banjar, wadai cincin, kakicak, bubur baayak, amparan tatak, puteri selat, lupis dan berbagai macam buah seperti pisang, limau madang dan timun suri.

Ada lagi berbagai sayur dan bunga juga mereka jual di situ.

Harga yang ditawarkan beragam, biasanya murah saja antara ribuan rupiah hingga belasan ribu rupiah untuk makanan dan buah.

Suasana ramai di sekitar siring menjadi magnet tersendiri bagi para pedagangnya ini untuk mengeruk keuntungan.

Tak ayal, dagangan mereka selalu laku keras.

Banyak pengunjung bersantai di akhir pekan sembari duduk di tepi Sungai Martapura yang ada di situ sambil menikmati berbagai makanan tersebut.

Daya tariknya adalah menjamurnya jajanan pasar kuliner tradisional Banjar di sana.

Dijualnya dengan harga murah pula.

Tak heran jika di akhir pekan, kawasan ini selalu dipadati pengunjung.

Salah satu penjualnya adalah Arbayah. Perempuan paruh baya ini lebih senang berjualan di pasar terapung ini karena pengunjungnya banyak.

"Kalau subuh kadang-kadang saya jualan di Pasar Terapung Kuin. Pernah juga beberapa kali di Lokbaintan, tapi lebih sering di siring ini karena pengunjungnya ramai," ujar penjual sayur kalakai ini.

Dia bersama teman-temannya satu desa di Desa Lokbaintan biasanya berangkat kemari berombongan.

Pedagang lainnya, Aluh, menjual berbagai kue tradisional Banjar seperti cingkaruk dan cincin.

Sepotongnya dijualnya Rp 2.000.

Dia juga menjual laksa dan putu mayang.

"Sebiji laksa atau putu mayang Rp 2.000. Makannya pakai kuah," jelasnya.

Dia mengaku dari siang sudah bertolak ke Banjarmasin.


Aktivitas di Pasar Terapung di Banjarmasin.

Karena jarak yang jauh dan dia hanya menggunakan perahu kecil kemari, diperlukan waktu dua jam perjalanan di sungai.

"Bekayuh ja bajukung (mengayuh dengan perahu saja)," tuturnya dalam Bahasa Banjar.

Siring ini, sejak keberadaannya beberapa tahun silam sudah dipadati warga.

Tak sulit mencarinya karena berada di pusat Kota Banjarmasin.

Posisinya di tepi Sungai Martapura, tepat di seberang Masjid Raya Sabilal Muhtadin.

Pengunjung ke lokasi ini biasanya menggunakan kendaraan pribadi dan bayar parkir hanya Rp 2.000 per kendaraan. (Yayu Fathilal)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved