Jumat, 3 Oktober 2025

Wisata Jatim

Mengenal Warga Keturunan Suku Kong Hu, China: Mereka Cikal Bakal Tukang Kayu di Surabaya

Cikal bakal tukang kayu di Surabaya tak bisa dilepaskan dari kong hu yang dulu merantau dari negara Tiongkok hingga sampai Surabaya.

Surya/Wiwit Purwanto
Gedung tempat warga keturunan suku kong hu berkumpul di Surabaya. 

Laporan Wartawan Surya, Wiwit Purwanto

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Cikal bakal tukang kayu di Surabaya tak bisa dilepaskan dari kong hu yang dulu merantau dari negara Tiongkok hingga sampai Surabaya.

Hidup di perantauan dari suku yang sama membuat rasa kebersamaan dan gotong royong semakin tinggi.

tionghoa
Peralatan tukang kayu suku kong hu yang masih tersimpan. (Surya/Wiwit)

Satu sama lain saling menolong, saling membantu, yang kaya membantu yang miskin.

Demikianlah yang tercermin dari ratusan warga etnis yang merupakan perantauan dari Tiongkok dan sekarang menetap di beberapa kawasan di Surabaya.

Siang itu sekitar 700 warga etnis yang sudah turun temurun tinggal di Surabaya berkumpul di gedung Yayasan Dharma Warga di Jalan Sulung.

Kedatangan mereka untuk menyambut dan merayakan festival musim gugur sekaligus perayaan hari raya bulan purnama dengan berbagi sembako dan peralatan mandi.

Mayoritas mereka adalah generasi kedua dan ketiga dari suku Kong Hu, sebuah desa di daratan Guang Dong China.

Tak heran ketika mereka sudah berkumpul alunan lagu berbahasa mandarin tanpa henti mengiringi.

tionghoa
Warga suku kong hu saat berkumpul. (Surya/Wiwit)

Demikian juga dengan mereka yang datang hampir mayoritas memakai bahasa hokkian saat ngobrol satu sama lain.

Menariknya, di perkumpulan Dharma Warga ini hampir sebagian besar memiliki keahlian dan trampil sebagai tukang.

"Mayoritas adalah tukang kayu, tapi ada juga yang tukang besi, tukang las, tukang bengkel hingga tukang masak," jelas Aneng, wakil ketua Yayasan Dharma Warga.

Ia mengungkapkan, Dharma Warga ini adalah berasal dari satu desa atau suku Kong Hu di Guang Dong.

Mereka yang sebagian besar memiliki keahlian sebagai tukang. "Nenek moyang kami sejak Tahun 1913 sudah tinggal di Surabaya," jelasnya.

Warga dari suku Kong Hu ini tinggal berpencar, tapi sebagian besar ada di kawasan Semut Kalimir, Tambak Bayan dan Jalan Sulung.

Seperti nenek moyangnya, mereka juga berprofesi sebagai tukang.

Aneng sendiri juga memiliki keahlian sebagai tukang kayu. "Saya generasi kedua, kebetulan saya tukang kayu," katanya.

Untuk mengenang nenek moyangnya di gedung Yayasan Dharma Warga ini juga banyak di pajang peralatan pertukangan kayu sebagai tanda keahlian dan agar tidak lupa dengan leluhurnya.

Untuk menjalin silaturahmi setiap minggu mereka selalu berkumpul dan melakukan kegiatan.

"Ada latihan menyanyi, wushu atau sekedar bertemu saja," katanya.

Konsulat Jenderal (Konjen) Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Surabaya Jawa Timur Yu Hong, juga memberikan perhatian kepada warga Tiongkok yang ada di Surabaya ini.

Yu Hong memberikan bingkisan kepada warga pada perayaan festival musim gugur.

Yu Hong mengatakan kerjasama Tiongkok dan Indonesia makin lama makin bagus.

Selanjutnya Yu Hong juga memberikan selamat dan bersalaman satu persatu dengan warga yang hadir.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved