Wisata Bali
Melintasi 'Lorong Waktu' dan Melihat Jejak Perjalanan Kebo Iwa di Pura Maospahit
Menurut Jro Mangku Gede, hingga saat ini bangunan dan setiap elemen yang ada di Pura Maospahit tetap sesuai dengan pertama kali ada.
Di dalam mandala tersebut terdapat Bale Kembar, Bale Kulkul, Palinggih Ratu Ngerurah Pengalasan, dan Piasan.
Pada penyengker sebelah barat, di bagian pojok selatan ada pintu gerbang yang kokoh dan tinggi menghadap ke sebelah barat, yakni Candi Rengat.
Ini merupakan pintu gerbang menuju mandala dua.
Menurut Jro Mangku Gede, gang selebar dua meteran untuk menuju gerbang berikutnya ini adalah mandala kedua.
Dengan menyusuri gang ini, kemudian akan menemukan Candi Rebah, mandala ketiga yang juga disebut Jaba Sisi.
Di sebelah timur mandala ini ada Candi Bentar yang kekar dan juga unik.
Pada Candi Bentar yang tersusun dari bata-bata merah ini, tampak ada relief Bima yang besar yang dililit oleh dua naga.
Menurutnya ini yang menjadi keunikan karena pura lain biasanya menempatkan patung yang terpisah dari gapura.
“Ini keunikannya ada relief yang diukir langsung pada dinding gapura. Biasanya patung-patung yang dibuat terpisah,” ujar Jro Mangku Gede.
Dengan melintasi Candi Bentar ini, memasuki mandala keempat yang disebut Jaba Tengah.
Terdapat sejumlah bangunan suci di Jaba Tengah ini, yaitu Bale Pasucian, Bale Tajuk, serta Bale Sumanggen.
Dari mandala ketiga ini, setelah melewati Kori Agung yang tinggi menjulang, masuk ke mandala kelima atau mandala utama.
Kawasan ini disebut juga dengan Jeroan, yang terdapat bangunan-bangunan utama dari Pura Maospait.
Di antaranya adalah Candi Raras Maospait, Candi Raras Majapahit, Batara Taksu, Bale Pangayunan, Bale Patirtan, Bale Piasan, hingga beberapa palinggih.
Sewajarnya datang ke sebuah tempat suci, peraturan-peraturan yang berkaitan dengan hal spiritual pun berlaku di sini.
Seperti menggunakan pakaian rapi dan sopan, termasuk dengan mengenakan pakaian adat yang disediakan.
Dan beberapa aturan lainnya terkait kawasan suci dan sakral. (*)