Senin, 6 Oktober 2025

Wisata Sumut

Berdiri Sejak 1719, Rumah Pengasingan Bung Karno di Berastagi Ini Tak Pernah Alami Pemugaran

Berdiri di pekarangan yang cukup luas di lereng bukit, rumah tersebut tidak diberi tanda atau plang, apalagi papan nama.

Tribun Medan/Silfa Humairah
Rumah pengasingan Bung Karno di Berastagi, Sumatera Utara. 

Laporan wartawan Tribun Medan, Silfa Humairah

TRIBUNNEWS.COM, BERASTAGI - Sekilas, rumah pengasingan Soekarno di Desa Lau Gumbah Berastagi, Tanah Karo, ini terihat seperti rumah atau mess sederhana pada umumnya.

ranjang bung karno
Ranjang yang digunakan Bung Karno saat diasingkan di rumah ini.  (Tribun Medan/Silfa Humairah)

Tidak ada yang khusus, hanya rumah papan yang bercat putih dan atap seng merah yang tampak tua.

Berdiri di pekarangan yang cukup luas di lereng sebuah bukit dan berada di tengah pemukiman warga, rumah tersebut tidak diberi tanda atau plang, apalagi papan nama.

Padahal, rumah itulah tempat pengasingan Soekarno pada 22 Desember 1948, atau agresi militer kedua Belanda.

Tidak jauh dari pusat kota Berastagi, hanya sekitar dua kilometer, rumah tersebut tidak terbuka untuk umum layaknya cagar budaya Soekarno lainnya di beberapa kota.

Bangunannya berukuran 10 x 20 meter bergaya Eropa, dan belum pernah sama sekali mendapat sentuhan pembongkaran atau perbaikan untuk menambah dekorasi interior dan exterior rumah.

Sumpeno, Pengelola, menuturkan rumah pengasingan Soekarno masih sama seperti sediakala pertama kali ditempati presiden pertama Indonesia, Soekarno,Sutan Sjahrir, dan Agus Salim saat pengasingannya di Berastagi.

rumah bung karno
Testimoni dari sejumlah tokoh nasional yang pernah datang ke rumah ini.  (Tribun Medan/Silfa Humairah)

"Pemerintah Provinsi Sumatera Utara hanya memberikan sentuhan cat warna putih setiap dua tahun sekali, dan perbaikan jendela kalau ada yang pecah, semua masih sama seperti ditinggalkan pak Sorkarno," katanya.

Sumpeno menuturkan, mendapatkan cerita dari pengelola pendahulu bahwa rumah berhalaman luas sekira dua hektar tersebut menjadi kediaman Soekarno selama 12 hari.

Rumah itu dibangun pada 1719, menggunakan kayu jati asli hingga kuat dan tahan hingga sekarang.

Menurut Sumpeno, beberapa benda yang masih ada dan dipajang saat masa Soekarno di rumah tersebut adalah lemari kayu, sofa dan ranjang tempat Soekarno tidur.

Sedangkan perabotan yang sekarang diisi di beberapa ruangan adalah perabotan dari tahun ke tahun setelah pengasingan Soekarno.

"Untuk memperindah rumah yang juga menjadi penginapan Pemprovsu, perabotan rumah ini dari tahun 1950an terus diisi, seperti meja makan, kursi tamu, hingga pajangan-pajangan foto saat Soekarno berada di depan rumah dan di halaman rumah," katanya.

Menurutnya, walaupun berada di tengah pemukiman, kunjungan rutin kerap datang dari mahasiswa dan peneliti sejarah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved