Senin, 6 Oktober 2025

Travel Story

Nasi Tumpang Manten Anyar, Hidangan Penangkal Dinginnya Lereng Gunung Lawu di Karanganyar

Dinginnya lereng Gunung Lawu di Karanganyar bisa ditolong dengan santapan Nasi Manten Tumpang Manten Anyar, wedang jahe dan camilan.

Kompas/ Mawar Kusuma Wulan
Nasi tumpang manten anyar, wedang jahe panas dan makanan ringan, penangkal dinginnya suhu udara di lereng Gunung Lawu di Karanganyar, Jawa Tengah (Kompas/ Mawar Kusuma Wulan) 

Untuk kudapan saja ada lebih dari 20 jenis penganan. Baru tutup dini hari, Mulyono harus siap berburu bahan masakan segar di pasar tradisional pada pagi harinya.

Sang istri, Mulyani, memercayakan pengolahan masakan kepada para karyawannya. Seusai menjalankan profesi sebagai kepala sekolah di SDN Kemuning, Karanganyar, Mulyani baru akan turut berkutat di dapur.

Sejak sore hari, aneka gorengan, seperti singkong goreng, tahu tempe goreng, pisang rebus, dan aneka sate, telah tersaji di gerobak hik.

Di sebuah meja kayu panjang, nasi panas mengepulkan asap bersanding dengan bubur panas. Beragam pilihan lauk pendamping nasi pun tersedia, dari sambal tumpang, garang asem, botok, hingga opor ceker.

Sambal tumpang menjadi menu andalan dengan nama julukan nasi manten anyar. Sambal tumpang terbuat dari olahan tempe busuk dan santan kelapa yang disantap berteman aneka sayuran.

Dijuluki dengan nama nasi manten anyar karena sambal ini dituang di atas rebusan sayuran. Seperti manten anyar (pengantin baru) senangnya tumpang tindih,” kata Mulyani sembari bercanda.

Rasa sambal tumpang nan gurih berpadu sempurna dengan rebusan daun pepaya, kembang turi, dan kacang panjang. Rasa daun pepaya jauh dari pahit karena direbus bersama daun kecubung.

Saat dihidangkan, nasi manten anyar ini dibubuhi ceker ayam. Sambal tumpang sengaja tak memakai olahan daging dan diganti dengan tahu. Satu porsi nasi manten anyar yang sangat mengenyangkan ini hanya Rp 4.000.

Selain sambal tumpang yang hadir dengan nama baru, ada pula nasi garang asem jamur yang dijuluki sayur ganja dan nasi cucu ikan paus alias nasi teri. ”Lauk kami sederhana.

Banyak pelanggan yang sudah menghindari daging. Justru banyak yang suka karena merakyat dan sederhana. Konsepnya mengusung masakan tradisional Jawa. Yang penting masakan kampung,” ujar Mulyani.

Kudapan carang gesing juga dihadirkan dengan julukan baru, yaitu pisang tanpa tulang. Carang gesing yang terbuat dari olahan pisang kepok dalam bungkus daun pisang ini menjadi kudapan favorit dengan rasanya yang manis legit.

Nama-nama aneh sengaja dihadirkan untuk menarik keingintahuan pembeli. Setiap hari, menu santapan yang disuguhkan selalu berbeda.

Sama seperti hik tradisional lain, wedang menjadi pesona utama. Beragam wedang hangat menjadi minuman andalan yang digandrungi pembeli. Seduhan jeruk nipis, jahe, kencur, plus gula batu paling banyak dipesan pelanggan. Variasi wedang lain adalah jahe teh tape, jahe gepuk gula jawa, jahe secang, dan masih banyak lagi.

Suguhan lelucon

Halaman
123
Sumber: KOMPAS
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved